Sentimen
7 Okt 2024 : 09.37
Informasi Tambahan
BUMN: Bank DKI, TransJakarta
Event: Pilkada Serentak
Kab/Kota: Kepulauan Seribu, Cianjur
Kasus: Kemacetan
Tokoh Terkait
Ide Para Cagub Atasi Macet Jakarta: Buat "Riverway" dan Transjabodetabek Megapolitan 7 Oktober 2024
7 Okt 2024 : 16.37
Views 2
Kompas.com Jenis Media: Metropolitan
Ide Para Cagub Atasi Macet Jakarta: Buat "Riverway" dan Transjabodetabek
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com -
Di debat perdana Pilkada Jakarta, para calon gubernur (cagub) menyampaikan berbagai strategi mereka untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.
Kemacetan menjadi salah satu persoalan yang belum terselesaikan hingga saat ini di Jakarta.
Setiap hari, kemacetan cenderung membuat masyarakat Jakarta sangat lelah, terutama di jam berangkat dan pulang kerja.
Oleh sebab itu, kemacetan di Jakarta merupakan persoalan serius yang harus dicari jalan keluarnya oleh calon pemimpin baru di masa mendatang.
Dalam debat perdana, Ridwan Kamil (RK) menyampaikan rencananya untuk membuat angkutan sungai guna mengurangi kemacetan. Inovasi ini muncul karena Jakarta dilintasi 13 sungai.
"Kita mungkin akan mencoba berinovasi membuat
river way
atau perahu melintasi 13 sungai di Jakarta," kata RK dalam debat perdananya, Minggu (6/10/2024).
Selain membuat
river way
, RK juga ingin memperluas jalan layang atau
flyover
untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Pria yang akrab disapa Kang Emil itu juga ingin menyebarkan pusat bisnis di Jakarta sehingga perkantoran tidak hanya menumpuk di pusat kota, yang dinilai dapat menyebabkan kemacetan.
RK juga ingin menerapkan kebijakan
work from home
(WFH) di setiap industri secara bergilir.
"Kemudian kita bergiliran yang namanya WFH, Senin industri media, Selasa industri hukum, sehingga mengurangi pergerakan," ucap dia.
Berbeda dengan paslon lain yang ingin membuat berbagai terobosan baru, cagub nomor urut 2, Dharma Poengrekun, justru ingin terlebih dahulu memperbaiki manajemen transportasi umum.
"Terutama manajemen, tidak perlu menambah armada. Manajemen diperbaiki, dioptimalkan, pastikan setiap trayek itu 10 menit. Kemudian, pastikan keamanan supaya disabilitas, lansia, ibu hamil, maupun anak-anak mendapatkan treatment yang khusus," kata Dharma dalam debat pertamanya, Minggu.
Dharma juga ingin memperbaiki fasilitas transportasi umum agar penumpang merasa lebih nyaman. Selain itu, ia ingin masyarakat Jakarta lebih tertib dalam menggunakan transportasi umum dengan memasukkan budaya antre ke dalam kurikulum sekolah.
Dharma mengatakan bahwa ia tidak ingin menambah armada untuk menghindari pengeluaran anggaran yang tidak perlu, sebelum mengetahui faktor mana yang harus diperbaiki untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.
"Baru setelah itu dievaluasi apakah perlu ditambahkan (armada transportasi umum). Jika perlu, baru kita tambahkan. Jangan kita mengeluarkan anggaran tanpa tahu faktor mana yang harus kita perbaiki," jelas Dharma.
Cagub nomor urut tiga, Pramono Anung, dalam debat pertamanya menilai bahwa Transjakarta tidak cukup untuk membantu mengatasi kemacetan di Jakarta. Oleh sebab itu, ia ingin membuat Transjabodetabek.
"Aglomerasi telah ada, maka yang harus dilakukan adalah Transjabodetabek," ucap Pram dalam debat, Minggu.
Dengan adanya Transjabodetabek, ia menilai efektif untuk mendorong orang dari berbagai daerah agar tidak membawa kendaraan pribadi ketika mau ke Jakarta.
"Supaya orang berkurang banyak yang masuk ke Jakarta tanpa membawa kendaraan pribadi, maka yang paling pas adalah Transjabodetabek, bahkan sampai Puncak dan Cianjur," kata dia.
Strategi lain Pramono untuk mengatasi kemacetan di Jakarta adalah ingin agar 15 golongan orang yang selama ini gratis naik Transjakarta juga dapat gratis naik MRT dan LRT.
Adapun 15 golongan tersebut antara lain pegawai negeri sipil Pemprov DKI Jakarta, tenaga kontrak di Pemprov DKI Jakarta, pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP), karyawan swasta tertentu yang digaji sesuai dengan UMP melalui Bank DKI, penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa), tim penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan, lansia, penyandang disabilitas, anggota veteran Republik Indonesia, penerima Raskin, penduduk pemilik KTP Kepulauan Seribu, marbut, tenaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), petugas jumantik, dan anggota TNI atau Polri.
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (66.7%)