Sentimen
Negatif (99%)
3 Okt 2024 : 17.15
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yerusalem

Arab Saudi Minta Dunia Dukung Pembentukan Negara Palestina

3 Okt 2024 : 17.15 Views 12

Detik.com Detik.com Jenis Media: Internasional

Dia kemudian menegaskan kembali pernyataan putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), soal perjuangan Palestina berada di garis depan kekhawatiran Saudi.

"Arab Saudi tanpa kenal lelah akan berupaya mewujudkan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa persyaratan ini," tegas Pangeran Faisal.

"Pembentukan negara Palestina yang merdekalah yang akan memberikan manfaat yang kita cari: keamanan regional, integrasi dan kemakmuran," ujarnya.

Pangeran Faisal: Keamanan Israel Akan Datang dari Pengakuan Hak Palestina

Perang terbaru pecah antara Israel dan Lebanon pekan ini, saat perang masih berkecamuk di Jalur Gaza. Pangeran Faisal mengingatkan bahwa perdamaian tidak akan bisa dibangun atas dasar pendudukan dan kebencian.

"Keamanan sejati bagi Israel akan datang dari pengakuan hak-hak sah rakyat Palestina," cetusnya.

Lebih lanjut, Pangeran Faisal memperingatkan bahwa hambatan untuk perdamaian bukan berasal dari rakyat Palestina dan Israel yang ingin hidup berdampingan.

Ke depan, menurut Pangeran Faisal, Otoritas Palestina harus mengendalikan baik Tepi Barat maupun Jalur Gaza.

Pangeran Faisal Kritik Israel Persulit Prospek Negara Palestina Berdaulat

Dalam tulisannya, Pangeran Faisal juga melontarkan kritikan terhadap kebijakan Israel dan perang melawan Palestina selama beberapa dekade.

"Sudah lama menjadi jelas bahwa pertahanan diri bukanlah tujuan utama Israel dalam perang ini. Sebaliknya, tampaknya tujuannya adalah untuk memusnahkan kondisi kehidupan yang bermartabat selama beberapa dekade mendatang," sebutnya.

Menurut Pangeran Faisal, Israel telah menciptakan kenyataan yang mengurangi prospek negara Palestina yang berdaulat.

"Kekerasan hari mereka hanya memperburuk ketegangan dan mengikis kepercayaan, membuat negosiasi diplomatik semakin sulit, memperpanjang penderitaan kedua belah pihak, dan mendorong kawasan ini semakin dekat ke perang yang lebih luas," katanya.

Selain pengakuan negara Palestina, menurut Pangeran Faisal, dibutuhkan juga akuntabilitas yang sejalan dengan opini Mahkamah Internasional (ICJ), yang menyatakan permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki adalah ilegal dan semua negara tidak boleh memberikan bantuan atau dukungan untuk itu.

Terakhir, Pangeran Faisal menyerukan penerapan hukuman terhadap siapa saja yang berupaya melemahkan negara Palestina, dan insentif untuk mereka yang mendukungnya.

"Negara Palestina adalah prasyarat bagi perdamaian, bukan produk sampingan. Ini adalah satu-satunya jalan yang bisa membawa kita keluar dari siklus kekerasan dan menuju masa depan di mana Israel dan Palestina dapat hidup damai, dengan keamanan dan saling menghormati. Jangan kita tunda lagi," cetusnya.


(nvc/idh)

Sentimen: negatif (99.8%)