Aksi Gangster Bikin Resah, Pj Gubernur Jateng Minta Ada Shock Therapy - Page 3
Liputan6.com Jenis Media: News
Liputan6.com, Semarang Kejadian kriminal di Provinsi Jawa Tengah yang dilakukan oleh kelompok gangster sudah sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data Kepolisian daerah Jawa Tengah, tercatat selama 2024 terdapat 135 kejadian kriminal. Pelakunya terdiri dari 126 orang dewasa dan 201 pemuda di bawah umur.
Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengaku resah dengan aksi gangster yang belakangan marak di Kota Semarang. Pasalnya, tindakan mereka sudah mengarah pada kriminalitas, bahkan sebagian pelakunya masih usia sekolah.
"Perlu ada shock therapy terhadap kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada kriminalitas,” kata Nana usai rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, di kantornya, pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Dengan besarnya jumlah pelaku di bawah umum, Nana mendorong ada upaya edukasi yang intens. “Ada di antara kelompok itu masih anak SMP dan anak SMA yang memang sedang mencari jati diri. Ini perlu ada upaya-upaya edukasi terhadap mereka,” ujarnya.
Pada 1 Oktober 2024 lalu, Polrestabes Semarang juga telah membubarkan sebanyak 19 kelompok gangster yang ada di daerahnya. Para gangster itu kompak membacakan naskah Deklarasi Pembubaran Gangster Kota Semarang. Mereka berjanji untuk menghentikan segala bentuk aktivitas gangster yang meresahkan dan meminta maaf kepada seluruh warga Kota Semarang serta berjanji menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Menurut Nana, perlu dilakukan upaya-upaya preventif supaya tidak muncul lagi adanya gangster.
Mantan Kapolda Sulawesi Selatan itu mengapresiasi lembaga-lembaga yang sudah melakukan upaya tersebut melalui programnya masing-masing. Salah satunya yang dilakukan oleh kejaksaan melalui program jaksa masuk sekolah. Program ini bertujuan memberi pengenalan, serta pembinaan hukum sejak dini.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pun melakukan upaya serupa dengan memberikan edukasi kepada para siswa, bahwa perbuatan-perbuatan yang menyimpang dan mengarah pada tindak kejahatan tidak boleh dilakukan.
“Jadi anak-anak itu akan terus kita bina,” ucap Nana.
Selain memberikan edukasi kepada siswa, orang tua juga perlu diberikan sosialisasi agar mengawasi anak-anaknya. Orang tua dan anak harus punya kedekatan agar tidak ada gangguan hubungan yang berpengaruh pada karakter anak.
(*)
Sentimen: positif (66.6%)