FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Perlahan fakta-fakta terkait pembubaran paksa diskusi kebangsaan di grand hotel Kemang terungkap.

Salah seorang pelaku yang telah ditetapkan tersangka, FEK, yang berperan selaku koordinator lapangan sebelumnya pernah terlihat di acara Partai Golkar. Tepatnya pada 13 Agustus 2024 lalu.

Dilihat dari video yang beredar di X, tersangka sedang berada di lokasi rapat bersama dengan anggota organisasi sayap Partai Golkar lainnya.

Merespons hal tersebut, Politikus PDIP Ferdinand Hutahean kembali menegaskan bahwa Orang Tak Dikenal (OTK) yang melakukan penyerangan dan pembubaran itu tidak bergerak sendirian.

"Intinya begini, bahwa apa yang terjadi dilakukan sekelompok OTK ini yang sering disebut masyarakat dengan preman, tentu tidak mungkin bergerak sendirian," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Rabu (2/10/2024).

Menurut Ferdinand, mereka yang melakukan pembubaran paksa itu tidak memiliki kepentingan sama sekali terhadap yang menggelar diskusi.

"Juga tidak punya kepentingan sama sekali tentang opini dari hasil diskusi tersebut," ucapnya.

Dikatakan Ferdinand, yang memiliki kepentingan dan terhubung dengan hasil diskusi kebangsaan tersebut hanya kelompok istana.

"Nah siapa sekarang yang dilihat publik sebagai orangnya istana, adalah Hulubalang (Bahlil Lahadalia, red) yang telah menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai," Ferdinand menuturkan.

Meskipun demikian, kata Ferdinand, publik belum bisa memastikan bahwa pihak istana yang mengorder OTK tersebut.

"Ini kan yang dilihat publik. Tetapi apakah mereka yang mengorder para preman ini untuk menyerbu, tidak ada yang tahu," sebutnya.