Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: korupsi
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Jet Pribadi dan Manusia Satu Dimensi
Detik.com Jenis Media: News
Ketika sedang bertemu dengan kader-kadernya, Minggu (29/9) Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep berkelakar akan memberi hadiah jet pribadi jika memenangkan calon gubernur dan wakil gubernur yang mereka usung.
Sebelumnya, ia menarik perhatian publik setelah dituding menerima gratifikasi karena jalan-jalan ke Amerika Serikat dengan jet pribadi berjenis Gulfstream G650ER, belanja-belanja brand ternama di Amerika Serikat. Tentu saja, foto dan video sepanjang perjalanan pada 18 Agustus lalu itu disebarkan melalui media sosial, seperti yang dilakukan Erina Gudono, istrinya.
Jangan-jangan, Kaesang adalah kita. Bila memiliki kemudahan akses terhadap uang, kekuasaan, jaringan untuk mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan kapitalisme, manusia modern mana pun akan bersikap dan berperilaku seperti putra bungsu Presiden Jokowi itu. Di hadapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ia menepis semua tuduhan miring.
Penyeragaman
Saya dan Anda berpotensi menjadi menjadi manusia modern yang konsumeris. Lebih dari sekadar mengikuti tren dan senang menghamburkan uang, pola pikir, sikap, dan gaya hidup sehari-hari manusia modern mengalami penyeragaman. Sebagaimana para selebritas dan pesohor lainnya, mobil mewah, terbang keluar negeri dengan pesawat khusus berfasilitas seperti ruang hiburan, peredam suara, kursi pemijat, dan kabin pribadi sudah banyak disiarkan di media.
Begitulah prediksi Herbert Marcuse (1898-1979), filsuf Jerman yang menjadi bagian dari Frankfurt School. Kendati terbilang lama, analisis dan kritik tokoh penting aktivis mahasiswa dan berbagai gerakan sosial pada 1960-an ini masih relevan hingga sekarang. Bahkan semakin mengkonfirmasi bahwa sikap dan pola pikir kita semakin mirip. Terutama, ketika Marcuse menggali dan memaparkan gagasan kritis melalui buku yang terbit 1964 tentang one dimensional man atau manusia satu dimensi.
Produk-produk, menurut Marcuse, mengindoktrinasi dan memanipulasi, menciptakan kesadaran palsu yang membuat seseorang terbiasa dengan kepalsuan bahkan menjadikan kepalsuan itu sebagai cara hidup, kemudian mendorong kemunculan pemikiran dan perilaku satu dimensi. Marcuse mengkritik masyarakat modern, terutama dalam konteks teknologi, budaya konsumerisme, dan ideologi. Menurutnya, manusia satu dimensi adalah simbol dari masyarakat yang mendorong kepuasan instan dan kepatuhan terhadap status quo.
Proses homogenisasi berlangsung karena kapitalisme dengan sengaja menciptakannya. Sistem sosial ini mempromosikan keseragaman pola pikir, perilaku, dan preferensi individu. Dan, di sinilah peran media. Media berfungsi sebagai alat yang berdaya dengan cara menyebarkan nilai-nilai dan ide-ide yang seragam, membentuk opini publik, dan mempromosikan budaya konsumerisme.
Ketika era digital melahirkan media sosial, peran itu semakin berlangsung secara masif dan menekan kesadaran. Tidak hanya mengulang-ulang pesan tertentu yang mendukung status quo, platform digital membuat penyebaran konten menjadi lebih cepat, lebih luas dan seolah menjadi kebenaran tersendiri. Konten-konten tersebut perlahan membentuk norma sosial dengan membingkai nilai tertentu sebagai sesuatu yang normal, bahkan menjadi sesuatu yang seharusnya. Nilai-nilai alternatif dianggap deviasi , tidak relevan atau tidak keren.
Alienasi
Namun, inilah kecemasan Marcuse. Homogenisasi, kepalsuan-kepalsuan yang cenderung menjadi gaya hidup, berdampak buruk pada manusia modern. Kita, individu-individu itu, menjadi semakin pasif dan kehilangan identitas serta kreativitas, terjebak dalam rutinitas kehidupan sehari-hari yang tidak memuaskan. Bahkan, menurutnya, manusia-manusia modern yang makin seragam ini tidak mampu lagi mengejar tujuan hidup yang lebih bermakna.
Manusia modern bahkan mengalami alienasi. Individu merasa terasing dari diri mereka sendiri, dari orang lain, dan dari masyarakat. Yang lebih mengerikan, individu semacam ini tidak mampu lagi berpikir kritis sehingga kehilangan kemampuan untuk memahami kompleksitas realitas sosial dan politik yang ada.
Padahal, dalam konsep manusia satu dimensi, Marcuse berharap individu bersikap kritis. Dengan mengembangkan kesadaran kritis, individu dapat menantang struktur kekuasaan yang menindas, melawan konsumerisme yang mengalienasi, dan berkontribusi pada pembebasan kolektif. Dalam pandangannya, ini adalah langkah penting menuju kebebasan sejati dan masyarakat yang lebih adil.
Ressa Uli Patrissia dan Mochamad Husni mahasiswa Program Doktor Ilmu Komunikasi
(mmu/mmu)Sentimen: positif (99.9%)