Sentimen
Negatif (92%)
11 Mei 2024 : 16.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jember, Lumajang

Kasus: pengangguran, stunting

Partai Terkait
Tokoh Terkait
Muhammad Fawait

Muhammad Fawait

Fawait: APBD Kurang, Jember Butuh Bupati Jago Diplomasi

11 Mei 2024 : 16.10 Views 8

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Jember (beritajatim.com) – Muhammad Fawait, kandidat bupati dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), menyatakan Kabupaten Jember, Jawa Timur, membutuhkan bupati yang jago berdiplomasi, agar pembangunan tak hanya bergantung pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Hal ini dikemukakan Fawait, usai menyerahkan berkas administrasi pendaftaran di kantor Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Jember, Sabtu (11/5/2024). “Banyak sekali permasalahan di Jember, antara lain masalah kemiskinan dengan jumlah terbanyak kedua dan itu perlu cara (mengatasi secara) berkesinambungan dan tepat,” katanya.

Pemerintah Kabupaten Jember membutuhkan APBD yang kuat dan menncukupi untuk mengatasi kemiskinan. “Investasi harus masuk, infrastruktur harus dibangun. Membangun infrastruktur tidak cukup hanya dengan APBD Jember. Dibutuhkan APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara),” kata Fawait.

Namun di tengah situasi tersebut, menurut Fawait, rasio transfer APBN ke Kabupaten Jember semakin lama semakin berkurang. “Maka diperlukan pemimpin yang pernah berproses di partai politik, sehingga mempunyai kemampuan berdiplomasi, meyakinkan pemerintah provinsi dan pusat, bagaimana posisi Jember strategis, Jember memiliki masalah kemiskinan kedua,” katanya.

Seorang bupati, menurut Fawait, harus bisa menggaet kucuran APBN untuk Jember. “Selain dari itu, kita harus mempunyai kemampuan menggaet investasi di sektor riil di Kabupaten Jember. Kita tahu investasi sektor riil kita semakin lama juga semakin kecil. Kalau semakin kecil, maka tidak tercipta lapangan pekerjaan baru. Tenaga kerja tidak terserap, pengangguran semakin banyak,” katanya.

Saat ini, menurut Fawait, angka persentase pengangguran di Jember lebih tinggi dibandingkan Lumajang. “Kalau pengangguran banyak, kemiskinan akan semakin naik,” katanya.

“Ketika investasi sektor riil kita dari 2022 ke 2023 turun, maka kemiskinan naik. Rumusnya sesimpel itu. Dan kalau ada orang yang mengatakan kemiskinan di Jember berkurang, kenapa stunting kita masih tinggi? Yang stunting bukan anak orang kaya. Yang stunting anak orang miskin,” kata Fawait.

“Kalau ngomong kemiskinan berkurang, kenapa angka kematian ibu dan bayi semakin naik. Yang bayinya meninggal, yang ibunya meninggal, di luar urusan takdir, adalah karena mereka tidak mendapatkan fasilitas kesehatan yang baik. Kenapa, karena mereka tidak punya kemampuan mengakses kesehatan,” kata Fawait.

Fawait menegaskan, selama angka tengkes (stunting) dan kematian ibu dan bayi tinggi, persoalan kemiskinan belum terselesaikan. “Jember butuh pemimpin yang pernah berproses di partai politik, yang pernah ditempa di partai politik, yang punya kemampuan diplomasi yang kuat, sehingga Jember bisa segera terurai dari masalah kemiskinan, investasi bisa masuk, transfer dari provinsi dan pusat bisa naik,” katanya. [wir]

Sentimen: negatif (92.8%)