Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: New York, Tel Aviv
Partai Terkait
Tokoh Terkait
'Gaza Jilid II' di Depan Mata, Israel Ancam Serangan Darat ke Lebanon
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Israel mengancam serangan darat ke Lebanon. Ini diutarakan Rabu oleh kepala militernya saat mengonfirmasi rentetan serangan udara besar-besaran yang dilakukan ke wilayah Beirut.
"Anda mendengar jet tempur di atas kepala, kami telah menyerang sepanjang hari," kata Jenderal Militer Israel Herzi Halevi kepada pasukan Israel di perbatasan dengan Lebanon dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP dan Reuters, Kamis (26/9/2024).
"Ini untuk mempersiapkan jalan bagi kemungkinan masuknya Anda (pasukan) dan untuk terus merendahkan Hizbullah," ujarnya menyebut kelompok milisi Lebanon, pro Hamas.
Pernyataan terbaru ini terjadi setelah pengumuman perluasan tujuan perang diumumkan Israel pekan lalu. Di mana Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berjanji bahwa operasi militer Israel terhadap Hizbullah tidak akan berhenti sampai penduduk utara yang mengungsi akibat bentrokan lintas perbatasan dapat kembali ke rumah mereka dengan aman.
Hizbullah sendiri menyerang Israel sebagai bentuk protes serangan Israel ke Gaza, wilayah Palestina yang telah memakan korban jiwa sedikitnya 41.000 orang. Eskalasi pekan ini juga terjadi pasca gelombang ledakan pager dan walkie talkie anggota kelompok Hizbullah yang menewaskan 37 orang dan melukai ribuan, yang diduga didalagi intelijen Israel, Mossad.
Peringatan itu juga muncul setelah Hizbullah melakukan serangan Rabu yang menargetkan markas besar Mossad di pinggiran Tel Aviv, pertama kali dengan menggunakan rudal balistik. Israel selama pekan ini diketahui telah melakukan serangan udara yang menyasar 2.000 target, termasuk 60 situs intelijen Hizbullah, menewaskan 558 orang.
Respons AS
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak yakin sekutu dekatnya Israel, akan meluncurkan operasi darat di Lebanon dalam waktu dekat. Penegasan dikatakan Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh.
"Sepertinya tidak akan terjadi sesuatu yang dekat," katanya.
"Kami tentu tidak ingin melihat tindakan apa pun yang dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut," kata Singh lagi.
"Kami ingin melihat resolusi diplomatik dan solusi untuk mencegah perang habis-habisan," ujarnya.
Hal sama juga dikatakan Presiden AS Joe Biden saat berbicara dengan ABC. Ia tak memungkiri kemungkinan pecah perang habis-habisan, meski ditambahkannya peluang penyelesaian masih terbuka.
"Ada kemungkinan gencatan senjata di Lebanon," tegasnya namun menambahkan "saya tidak ingin melebih-lebihkannya".
PBB
Di sisi lain, Dewan Keamanan PBB mengatakan akan mengadakan pertemuan darurat mengenai krisis di New York. Kepala PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa situasinya kritis.
"Kita semua harus waspada dengan eskalasi ini. Lebanon berada di ambang kehancuran," katanya.
Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB mengatakan 90.000 orang telah mengungsi di Lebanon sejauh minggu ini. Di mana di antara mereka sempat mengungsi sejak Oktober dan kembali mengungsi kedua kalinya saat ini.
(sef/sef)
Sentimen: negatif (99.8%)