Sentimen
Positif (96%)
24 Sep 2024 : 17.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Pesisir Selatan

Tokoh Terkait

BMKG Ingatkan RI Siaga I Petaka, Selalu Kejadian Sejak Tahun 2019

25 Sep 2024 : 00.50 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi kejadian cuaca ekstrem yang bakal melanda. Yang berpotensi terjadi di bulan September-Oktober.

BMKG menyebutkan, musim pancaroba telah tiba. Sehingga, warga diharapkan mewaspadai perubahan kondisi cuaca dari musim kemarau ke musim hujan.

Disebutkan, masa pancaroba merupakan peralihan antarmusim. Dari musim kemarau ke musim hujan, begitu pun sebaliknya.

"Kejadian cuaca ekstrem mendominasi pancaroba," tulis BMKG dalam unggahan di akun Instagram resmi, dikutip Selasa (24/9/2024).

Hasil pantauan BMKG, sejak tahun 2019, ada potensi peningkatan kejadian ekstrem di saat pancaroba.

"Selama 5 tahun terakhir, peningkatan frekuensi kejadian ekstrem diawali di bulan September dan Oktober," sebut BMKG.

"Seiring beralihnya musim kemarau ke musim hujan, frekuensi kejadian cuaca ekstrem pun mengalami peningkatan," tulis BMKG.

Kejadian ekstrem yang dimaksud adalah hujan dengan intensitas lebat, angin kencang, hingga angin puting beliung.

"Cuaca ekstrem, baik masa pancaroba, musim kemarau, maupun musim hujan tetap dapat membahayakan. Dalam satu kejadian, cuaca ekstrem dapat berbentuk kombinasi lebih dari satu jenis cuaca ekstrem," jelas BMKG.

Dipaparkan, hujan dengan intensitas lebat dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir dan longsor.

Begitu juga angin kencang dengan kecepatan di atas 25 knot atau 45 km/ jam dan bersifat destruktif atau merusak.

Sementara angin puting beliung, berupa pusaran angin kencang dengan kecepatan dapat mencapai 180 km/ jam. Dan mengakibatkan kerusakan pada bangunan.

BMKG mengimbau 5 langkah siap siaga menghadapi cuaca ekstrem:

1. kenali potensi cauca ekstrem serta dampaknya terhadap lingkungan di sekitar tempat tinggal

2. bersihkan lingkungan tempat tinggal untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem seperti banjir

3. pangkas ranting pohon yang sudah tua atau rapuh untuk menghindari pohon tumbang ketika terjadi angin kencang

4. hindari berada di bawah pohon besar atau papan reklame/ baliho/ tiang karena rawan tumbang

5. berlindung dan lakukan kegiatan di dalam ruangan ketika terdapat potensi cuaca ekstrem.

Foto: Peringatan Dini Kekeringan Meteorologi. (Dok. BMKG)
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologi. (Dok. BMKG) Puncak Musim Hujan Tahun 2024

BMKG mengungkapkan, jadwal puncak musim hujan di Indonesia yang terjadi tidak serentak. Di mana, puncak musim hujan di Indonesia bagian barat diprediksi akan terjadi pada November-Desember 2024.

Berdasarkan hasil analisis BMKG perkembangan musim hujan di Indonesia pada Dasarian II September 2024, saat ini sebanyak 20% Zona Musim (ZoM) wilayah Indonesia masuk musim hujan.

Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi Aceh, Sumatra Utara, sebagian Sumatra Barat, sebagian Riau, sebagian Jambi, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Utara, Maluku Utara, sebagian Maluku, Papua Barat, dan sebagian Papua.

Menurut Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, wilayah yang akan mengalami puncak musim hujan pada November-Desember 2024 adalah sebanyak 303 Zona Musim atau 43,4% dari total Zona Musim yang meliputi Pulau Sumatra, pesisir selatan Jawa, dan Kalimantan.

Sementara 250 Zona Musim atau 35,8% dari zona musim yang diprediksi akan mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025. Yaitu meliputi Lampung, Pulau Jawa bagian Utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian besar Papua.

[Gambas:Instagram]


(dce/dce)

Sentimen: positif (96.9%)