Sentimen
Netral (80%)
23 Sep 2024 : 09.16
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bekasi, Jatiasih

Kasus: Tawuran, mayat

Tokoh Terkait

Tujuh Remaja Ditemukan Tewas di Kali Bekasi, Diduga Ceburkan Diri karena Digerebek Polisi Megapolitan 23 September 2024

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

23 Sep 2024 : 09.16
Tujuh Remaja Ditemukan Tewas di Kali Bekasi, Diduga Ceburkan Diri karena Digerebek Polisi Tim Redaksi BEKASI, KOMPAS.com - Tujuh jenazah pria dengan usia remaja ditemukan mengambang di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu (23/9/2024) pagi. Kondisi tubuh mereka tidak terluka. Kemudian, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bekasi langsung mengevakuasi para korban ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kasat Reskrim Polres Bekasi Kompol Audy Joize Oroh mengungkapkan bahwa mayat-mayat ditemukan pertama kali oleh warga yang sedang mencari kucing. "Pagi ini kami dapat info penemuan jenazah dari masyarakat. Informasi awal dari warga, ada warga (hendak) memberi makan kucing peliharaannya. Setelah tidak ditemukan, dia mencari di sekitar sungai. Pada saat itu, saksi melihat ada jenazah mengambang di sungai," ujar Audy seperti yang dikutip Kompas.com dalam siaran Kompas TV , Minggu. Dari hasil informasi polisi, para remaja ini diduga tewas usai menceburkan diri. Korban diduga tak bisa berenang sehingga hanyut dan meninggal. "Menurut informasi sekilas, mereka memang menceburkan diri," ucap Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto di lokasi, Minggu siang. Karyoto menegaskan bahwa semua korban masih remaja. Menurut dia, pada Sabtu (21/9/2024), para remaja ini sedang nongkrong di kawasan industri Cipendawa sekitar pukul 03.00 WIB. Tak lama kemudian, tim patroli perintis presisi datang dan menggerebek para remaja. Sebagian remaja ada yang menceburkan diri karena ketakutan dengan kedatangan tim patroli. "Mereka menceburkan diri karena ketakutan karena tim patroli menegur mereka. Menegurnya sampai mana, masih kami selidiki," jelas dia. Tujuh jasad yang ditemukan di lokasi kejadian diketahui adalah pelaku tawuran. "Menurut informasi sekilas dari salah satu yang kemarin malam bisa diambil keterangan, memang mereka (tujuh korban) menceburkan diri ke sungai setelah ketakutan adanya patroli lewat," ujar Karyoto. Meski demikian, Karyoto menekankan bahwa itu masih bersifat informasi sementara. Informasi itu belum menjadi kesimpulan akhir kasus ini. Polisi akan memeriksa orangtua dan teman-teman korban yang masih hidup untuk mengetahui kegiatan terakhir. Polisi juga masih menunggu hasil visum dan otopsi dari jasad korban. Khusus pada teman-teman korban, polisi ingin menggali seperti apa patroli petugas saat itu sehingga para korban sampai ketakutan dan menceburkan diri ke sungai. "Menegurnya sejauh mana, ini yang sedang kami dalami melalui Propam. Kami tidak mau istilahnya tertutup ya. Kami akan membuka apa adanya, kejadiannya seperti apa," lanjut dia. Tujuh orang remaja disebut sedang nongkrong dan merayakan ulang tahun di sebuah warung kecil di kawasan industri Cipendawa, Sabtu (21/9/2024) sekitar pukul 03.00 WIB. Hal itu berdasarkan informasi yang dihimpun kepolisian dari sejumlah saksi. Ketujuh remaja ini diduga menceburkan diri ke kali untuk menghindari tim patroli yang datang ke warung tempat mereka nongkrong . "Tadi informasinya mereka merayakan ulang tahun. Kalau ulang tahun, mana kuenya?" ucap Karyoto. Keterangan soal ulang tahun itu masih akan didalami pihak kepolisian. Sebab, para remaja ini nongkrong hingga dini hari di warung tersebut. "Kenapa di tempat seperti ini (warung pinggir kali)? Lalu mengapa adik-adik pukul 03.00 WIB masih ada di tempat ini?" kata Karyoto. Menurut informasi pihak kepolisian, ada sekitar 15 remaja yang ditangkap saat penggerebekan itu. Bahkan, tiga orang di antaranya telah ditetapkan tersangka karena membawa senjata tajam. Namun, ia belum memastikan berapa jumlah remaja yang terjun ke sungai selain tujuh orang yang ditemukan tewas. Menurut Karyoto, patroli kepolisian untuk mencegah tawuran tak bisa disalahkan dalam kasus tewasnya tujuh remaja di Kali Bekasi. Sebab, patroli polisi memang bertugas untuk memastikan agar lingkungan menjadi tertib, aman, dan nyaman bagi masyarakat. "Langkah patroli ini betul. Saya katakan, patroli ini tidak salah," ungkap Karyoto. Pernyataan Karyoto berkaitan dengan informasi yang menyebut bahwa tujuh remaja yang tewas mengapung di Kali Bekasi sebenarnya adalah pelaku tawuran. Mereka disebut menceburkan diri ke sungai karena ketakutan melihat ada patroli polisi. Karyoto melanjutkan, patroli yang digelar pukul 03.00 WIB itu didasarkan informasi dari masyarakat sekitar soal seringnya aksi tawuran pada waktu tersebut. Oleh sebab itu, menurut dia, patroli untuk membubarkan tawuran itu tidak bisa disalahkan. Meski demikian, Karyoto tetap akan melibatkan Propam Polri dalam penyelidikan kasus ini. Ia ingin mendalami seperti apa prosedural patroli yang dilaksanakan anak buahnya sehingga anak-anak itu sampai ketakutan dan menceburkan diri ke sungai. "Menegurnya sejauh mana, ini yang sedang kami dalami melalui Propam. Kami tidak mau istilahnya tertutup ya. Kami akan membuka apa adanya, kejadiannya seperti apa," lanjut dia. Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri bakal mendalami bagaimana patroli polisi yang membuat tujuh remaja tewas karena menceburkan diri. "Untuk langkah ke depan, kami libatkan nanti dari Propam Mabes," ucap Karyoto. Menurut dia, apabila anggota melakukan kelalaian dalam menggerebek para remaja itu, polisi akan bertanggung jawab. "Kami akan melihat bahwa kalau memang ada nanti kelalaian dari siapa pihak siapa, kami akan minta pertanggungjawaban," jelas Karyoto. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: netral (80%)