Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menegaskan tidak ada penolakan pembangunan base transceiver station (BTS) 4G yang dilakukan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dari masyarakat Papua.

Sebagai informasi, 4.990 BTS 4G Bakti Kominfo yang baru saja on air di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) belum termasuk yang di wilayah Papua. Ada sebanyak 630 BTS yang dinyatakan belum selesai karena berada di area kahar dan itu mayoritas berada di Papua.

"Nggak ada penolakan, masyarakat justru membutuhkan akses internet. Masyarakat meminta, bukan penolakan. Sekarang masyarakat lewat Bupati-nya yang minta. Masyarakat yang meminta pembangunan BTS di daerahnya," katanya saat memberikan keterangan kepada pekerja media di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (29/12/2023).

Menkominfo menjelas persoalan yang membuat ratusan BTS 4G Bakti Kominfo itu tidak on air tepat waktu. Permasalahan geografis dan penyebaran penduduk yang menjadi penyebabnya.

"Pembangunan BTS di Papua menghadapi kendala geografis seperti wilayah pegunungan dan lembah. Di samping itu, penyebaran penduduk di Papua tidak merata," jelasnya.

Kendati begitu, Budi menegaskan akan tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di area kahar tersebut. Bahkan, Menkominfo telah menjanjikan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai semester pertama 2024 sudah rampung dibangun.

"Medannya menantang dan kondisi penduduknya terlalu tersebar. Misalnya, ada 20 orang di atas gunung sini, gunung sana. Tersebar penduduknya. Biar bagaimanapun siapapun kan harus punya akses konektivitas," tandasnya.

Untuk mengatasi persoalan yang dihadapi 630 BTS 4G Bakti Kominfo, salah satunya dengan pemanfaatan layanan internet berbasis satelit. Hanya saja keputusan tersebut belum resmi dan masih dalam kajian sebelum dilakukan pembangunan di lokasi.

"Ini termasuk kajian pemilihan teknologi satelit atau gabungan," pungkasnya.