Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina
Kab/Kota: Ngasem, Bojonegoro
KTH di Bojonegoro Panen Jagung Hasil Metode Pertanian Pengendalian Hama Terpadu
Beritajatim.com Jenis Media: Regional
Bojonegoro (beritajatim.com) – Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Tani di Kabupaten Bojonegoro melakukan panen jagung perdana. Kelompok tani binaan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 itu panen hasil pertanian dengan metode pengendalian hama terpadu.
Panen jagung hasil Program Pengembangan Masyarakat (PPM) yang telah disetujui SKK Migas itu dilakukan di lahan kawasan hutan Petak 38, Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jumat (28/6/2024).
Metode pengendalian hama terpadu ini ditekankan pada perilaku pertanian yang mengutamakan penggunaan bahan-bahan non kimia supaya menghasilkan panen yang optimal. Selain itu, petani hutan sekitar wilayah operasi Jambaran Tiung-Biru (JTB) itu, juga diajarkan memproduksi kompos sebagai bahan penyubur tanah.
Menurut Manager Communication Relations & CID PEPC Rahmat Drajat, Program Petani Hutan ini merupakan upaya untuk mengubah kebiasaan membakar sisa-sisa tanaman pasca panen yang dapat membahayakan lingkungan sekitar.
“Jika sisa tanaman tersebut tidak dibakar, dapat diproses oleh tanah secara alami sehingga menaikkan kualitas tanahnya,” ujarnya.
Rahmat Drajat menambahkan, program ini juga memiliki tujuan untuk kepentingan bersama dalam menjaga keselamatan dan keamanan di area Gas Processing Facility (GPF) khususnya terkait kebiasaan pembakaran semak saat kultivasi dan pasca panen. Harapannya, penerapan model pertanian baru ini bisa terus meluas.
“Mohon kerjasamanya untuk turut menjaga kondisi sekitar luar pagar Lapangan Gas JTB dengan tidak membakar sisa hasil tanam. Semoga kita semua sepakat untuk berbuat kebaikan untuk lingkungan kita yang lebih aman,” pesannya.
Sementara ADM Perhutani KPH Bojonegoro Juwanto mengatakan, pendampingan petani hutan seperti ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Bersyukur pihaknya dapat bersinergi dengan PEPC sehingga dengan demikian dapat membantu meringankan beban para petani dalam hal pemenuhan kebutuhan produksi pertanian seperti penyubur tanaman.
“Harapan saya masyarakat sekitar turut mendukung program-program dari PEPC seperti bagian pemberdayaan ekonomi ini. Salah satunya melalui Program Petani Hutan JTB ini, dimana para petani bisa memproduksi kompos. Ini bagian dari edukasi kepada masyarakat untuk menyiasati kebutuhan petani dalam ketersediaan bahan pertanian penyubur tanaman,” terangnya.
Ditambahkan Juwanto, peran program ini cukup strategis karena para petani bisa menyiapkan ketersediaan penyubur tanaman dan meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya. Terlebih di dalam kawasan hutan tidak ada alokasi pupuk subsidi bagi petani penggarap. Sementara petani membutuhkan pupuk untuk produksi, sehingga dengan memiliki kemampuan mengolah kompos para petani dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk tanamannya.
“Terima kasih atas adanya program yang difasilitasi oleh PEPC dan pendampingan dari mitra program Yayasan ALAS. Bagaimana kompos produk KTH Rimba Tani ini dicari dan dibutuhkan oleh petani lainnya,” imbuhnya.
Salah satu anggota KTH Rimba Tani Purwiwin mengaku puas dengan hasil panen yang dilaksanakan hari ini. Menurut Purwiwin, tanaman yang menggunakan metode pengendalian hama terpadu hasilnya lebih bagus dibanding dengan cara yang selama ini jamak dilakukan kelompoknya. “Dibandingkan dengan cara lama menggunakan pestisida dan kimia, cara baru ini lebih baik,” ungkapnya.
Untuk diketahui, PPM dari PEPC JTB ini berfokus pada peningkatan kualitas pertanian yang awalnya memiliki ketergantungan terhadap produk kimia untuk bergeser ke pertaniannya yang lebih ramah lingkungan sehingga bisa berkelanjutan. Dari hasil panen kali ini dapat disaksikan langsung ketahanan tanaman semakin meningkat.
Program ini tidak hanya fokus pada bidang pertanian, namun juga memfasilitasi pembangunan ekonomi kerakyatan melalui pembentukan wadah koperasi para petani. pendampingan menekankan pada inovasi usaha sektor riil seperti produksi kompos. Hingga kini kompos hasil produksi koperasi tani ini telah terserap ke beberapa wilayah lain diluar kelompok mereka.
Diharapkan dengan program ini juga dapat menjaga keselamatan dan keamanan operasi hulu migas dalam upayanya memenuhi kebutuhan energi nasional. [lus/aje]
Sentimen: positif (100%)