Sentimen
Positif (99%)
20 Sep 2024 : 21.10
Tokoh Terkait

Ada Uang Rp 1.500 Triliun Buat Data Center, RI Harus Apa?

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

20 Sep 2024 : 21.10

Jakarta, CNBC Indonesia - Microsoft dan BlackRock mengumpulkan dana hingga US$100 miliar (Rp 1.512 triliun) guna mengembangkan pusat data untuk kecerdasan buatan (AI) dan infrastruktur energi untuk memberi daya pada pusat data tersebut.

Kerjasama keduanya melibatkan perusahaan-perusahaan yang merupakan bagian dari Kemitraan Investasi Infrastruktur Kecerdasan Buatan Global, atau GAIIP.

Anggota lainnya adalah Global Infrastructure Partners atau GIP, investor infrastruktur yang diakuisisi oleh BlackRock, dan MGX, investor teknologi di Uni Emirat Arab.

"Kami berkomitmen untuk memastikan AI membantu memajukan inovasi dan mendorong pertumbuhan di setiap sektor ekonomi," kata CEO Microsoft Satya Nadella.

Lalu apa dampaknya ke Indonesia?

Chairman Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma mengatakan, setidaknya ada beberapa aspek dampak tidak langsungnya bagi Indonesia.

Pertama, soal peluang kemitraan, agar pemerintah dapat bisa memanfaatkan peluang investasi dari inisiatif guide ini yang berskala global ini. Apalagi RI sebagai negara berkembang dengan ekonomi digitalnya juga bertumbuh.

Ia melihat bahwa perusahaan dan sektor di industri ini dapat berkolaborasi dengan pemain besar seperti Microsoft dan BlackRock untuk mengembangkan data center di wilayah-wilayah yang strategis, dan juga di kawasan ekonomi khusus atau kawasan industri khusus.

"Beberapa data dari World Bank kan, mengindikasikan tahun depan kita mencapai 150 billion dolar gross merchandise value," ujar Hendra kepada CNBC Indonesia melalui sambungan telepon, Jumat (20/9/2024).

Kedua, terkait dengan perkembangan infrastruktur teknologi di Indonesia. Jika investasi Microsoft dan BlackRock berhasil dengan mengembangkan AI di sektor teknologi global, permintaan infrastruktur serupa juga bisa meluaskan sampai ke Asia Tenggara, sampai ke Indonesia.

Pengembangan AI dengan sekala yang besar ini, membutuhkan dukungan dari infrastruktur yang mumpuni, jaringan 5G, renewable energy, sampai ke data center yang juga masuk ke green data center requirement.

Indonesia, kata dia, sebenarnya bisa sekali memanfaatkan peluang ini.

"Karena kalau kita lihat, untuk renewable energy di Southeast Asia, Indonesia itu salah satu negara yang potensinya paling besar," ujar Hendra.

"Jadi ini bisa mendukung pemanfaatannya untuk kebutuhan teknologi tinggi ini yang akan diinvestasikan oleh Microsoft," imbuhnya.

Ketiga adalah pengembangan talenta AI lokal. Dengan makin meningkatnya investasi di sektor AI secara global, ke depan permintaan terhadap talenta teknologi di bidang tersebut juga akan mengalami hal serupa.

"IDPRO sendiri memang sudah bekerja sama dengan Korica, jadi intinya sih kita lagi dalam proses untuk mencari solusi training yang membantu untuk meningkatkan awareness di bidang AI, dan juga nantinya mungkin bisa mencetak pool of talent-nya, sehingga ke depan yang berkaitan dengan data science ataupun pemanfaatan teknologi AI itu bisa berjalan dengan lebih sustainable dan juga dengan lebih meluas," ujarnya.

Dampak yang lain juga yang harus diperhatikan adalah aspek regulasi. Menurutnya AI bisa bagai pedang bermata dua. Jadi, secara komperhensif mencoba untuk mengantisipasi gelombang dahsyat AI, akan ada dampak lainnya seperti insiden hukum atau berkaitan dengan deepfake.

"Ini butuh kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan perusahaan teknologi ini untuk bisa memastikan bahwa tindak pidana atau tindak-tindak kejahatan lainnya yang bisa terjadi di akses platform AI ini bisa diantisipasi," jelasnya.

Secara keseluruhan investasi ini awalnya fokus di Amerika Serikat. Tapi akan muncul banyak peluang besar bagi Indonesia jika kita dapat mempersiapkan infrastruktur teknologi dan energi yang tepat. Sehingga RI bisa memfasilitasi perusahaan raksasa seperti Microsoft dan Blackrock untuk bisa investasinya di Indonesia.

"Indonesia memang saya lihat sangat berpotensi besar untuk menjadi regional hub dari AI data center ini. Karena dari sisi masyarakat besar, gross merchandise value-nya besar, sampai ke aspek potensi renewable energy yang bisa dibangun di sini juga besar." pungkasnya.


(dem/dem)

Sentimen: positif (99.2%)