Sentimen
12 Sep 2024 : 05.30
Informasi Tambahan
Kasus: korupsi
Tokoh Terkait
Berharap Keterbukaan Seleksi Capim demi KPK Berintegritas... Nasional 12 September 2024
12 Sep 2024 : 12.30
Views 1
Kompas.com Jenis Media: Nasional
Berharap Keterbukaan Seleksi Capim demi KPK Berintegritas...
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
- Proses seleksi calon pimpinan atau Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) period 2024-2029 kembali dikritik.
Kritik disampaikan terkait
transparansi
dalam penggalian rekam jejak calon. Beberapa nama dengan catatan
integritas
yang dipertanyakan masih lolos tahap seleksi, menimbulkan kekhawatiran akan masa depan KPK dalam menjaga kredibilitasnya.
Menurut Peneliti
Indonesia Corruption Watch
(ICW), Kurnia Ramadhana, proses seleksi perlu dilakukan dengan lebih terbuka.
"
Transparansi
sangat penting, terutama ketika kita berbicara tentang integritas para calon. Masyarakat berhak tahu rekam jejak calon yang akan memimpin lembaga sepenting KPK," kata Kurnia dalam keterangan yang dikutip pada Rabu (11/9/2024).
Kurnia mengatakan, ketiadaan transparansi hanya akan memperburuk persepsi publik terhadap proses seleksi tersebut.
Kritik terhadap seleksi kali ini mencuat setelah beberapa kandidat yang sebelumnya terlibat dugaan pelanggaran etik masih diloloskan. "Sebenarnya, Panitia Seleksi (Pansel) memiliki berbagai saluran informasi untuk mengecek integritas kandidat. Dewan Pengawas KPK bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi utama," ujar Kurnia. Akan tetapi, lanjut Kurnia, Pansel tampaknya belum sepenuhnya memanfaatkan sumber-sumber ini untuk menggali rekam jejak dengan lebih mendalam. Tidak hanya soal integritas, proses seleksi yang tertutup juga menimbulkan pertanyaan terkait kompetensi calon. " Integritas tanpa kompetensi tidak cukup. Transparansi dalam proses ini bisa membantu publik memahami sejauh mana kemampuan calon untuk memimpin lembaga sebesar KPK," ucap Kurnia. Masyarakat harus memiliki keyakinan calon Komisioner KPK bukan hanya bersih secara etika, tetapi juga memiliki kapabilitas memimpin lembaga dengan efektif. Publik mendesak agar Pansel lebih terbuka dalam mengumumkan hasil evaluasi setiap tahap seleksi. "Pansel sebaiknya membuka proses penilaian integritas dan kompetensi kepada masyarakat. Hal ini akan mencegah munculnya spekulasi dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap proses yang sedang berjalan," papar Kurnia. Transparansi bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan kunci dalam menjaga kepercayaan publik terhadap KPK sebagai lembaga yang diberi mandat besar dalam memberantas korupsi. Tanpa transparansi dalam seleksi Komisioner, integritas KPK akan terus dipertanyakan dan hal ini dapat berdampak pada kinerja lembaga dalam melawan korupsi di Indonesia. Sebelumnya, sebanyak 20 calon anggota Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinyatakan lolos seleksi profile assessment oleh Panitia Seleksi (Pansel) calon pimpinan (capim) dan Dewas KPK, Rabu (11/9/2024). Sebagai informasi, profile assessment capim dan Dewas KPK masa jabatan 2024-2029 telah dilaksanakan pada 28-29 Agustus 2024. Total peserta yang mengikuti seleksi terdiri dari 40 calon pimpinan KPK dan 40 calon anggota Dewas KPK. Ketua Pansel Muhammad Yusuf Ateh menyampaikan bahwa para peserta yang dinyatakan lolos seleksi wajib mengikuti tahap lanjutan, yakni wawancara dan tes kesehatan jasmani serta rohani. Berikut adalah daftar 20 calon anggota Dewas KPK yang dinyatakan lolos seleksi profile assessment : Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kritik terhadap seleksi kali ini mencuat setelah beberapa kandidat yang sebelumnya terlibat dugaan pelanggaran etik masih diloloskan. "Sebenarnya, Panitia Seleksi (Pansel) memiliki berbagai saluran informasi untuk mengecek integritas kandidat. Dewan Pengawas KPK bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi utama," ujar Kurnia. Akan tetapi, lanjut Kurnia, Pansel tampaknya belum sepenuhnya memanfaatkan sumber-sumber ini untuk menggali rekam jejak dengan lebih mendalam. Tidak hanya soal integritas, proses seleksi yang tertutup juga menimbulkan pertanyaan terkait kompetensi calon. " Integritas tanpa kompetensi tidak cukup. Transparansi dalam proses ini bisa membantu publik memahami sejauh mana kemampuan calon untuk memimpin lembaga sebesar KPK," ucap Kurnia. Masyarakat harus memiliki keyakinan calon Komisioner KPK bukan hanya bersih secara etika, tetapi juga memiliki kapabilitas memimpin lembaga dengan efektif. Publik mendesak agar Pansel lebih terbuka dalam mengumumkan hasil evaluasi setiap tahap seleksi. "Pansel sebaiknya membuka proses penilaian integritas dan kompetensi kepada masyarakat. Hal ini akan mencegah munculnya spekulasi dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap proses yang sedang berjalan," papar Kurnia. Transparansi bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan kunci dalam menjaga kepercayaan publik terhadap KPK sebagai lembaga yang diberi mandat besar dalam memberantas korupsi. Tanpa transparansi dalam seleksi Komisioner, integritas KPK akan terus dipertanyakan dan hal ini dapat berdampak pada kinerja lembaga dalam melawan korupsi di Indonesia. Sebelumnya, sebanyak 20 calon anggota Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinyatakan lolos seleksi profile assessment oleh Panitia Seleksi (Pansel) calon pimpinan (capim) dan Dewas KPK, Rabu (11/9/2024). Sebagai informasi, profile assessment capim dan Dewas KPK masa jabatan 2024-2029 telah dilaksanakan pada 28-29 Agustus 2024. Total peserta yang mengikuti seleksi terdiri dari 40 calon pimpinan KPK dan 40 calon anggota Dewas KPK. Ketua Pansel Muhammad Yusuf Ateh menyampaikan bahwa para peserta yang dinyatakan lolos seleksi wajib mengikuti tahap lanjutan, yakni wawancara dan tes kesehatan jasmani serta rohani. Berikut adalah daftar 20 calon anggota Dewas KPK yang dinyatakan lolos seleksi profile assessment : Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: netral (92.8%)