Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan bahwa negara akan kacau jika ada matahari kembar. Hal ini disampaikan dalam pidatonya pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-23 Partai Demokrat, Senin (9/9/2024). Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng mengklarifikasi bahwa itu disampaikan bahwa di Partai Demokrat mataharinya adalah Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Foto: Dok Pribadi Andi Mallarangeng menegaskan matahari Partai Demokrat adalah AHY Dalam Negeri    Nandang Karyadi    Selasa, 10 September 2024 - 18:43 WIB

Elshinta.com - Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan bahwa negara akan kacau jika ada matahari kembar. Hal ini disampaikan dalam pidatonya pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-23 Partai Demokrat, Senin (9/9/2024). Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng mengklarifikasi bahwa itu disampaikan bahwa di Partai Demokrat mataharinya adalah Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Itu disampaikan dalam konteks ulang tahun Partai Demokrat yang mengatakan pak SBY tidak terlibat langsung dalam politik sehari-hari termasuk di Partai Demokrat. Semuanya diserahkan kepada ketum. Di Partai Demokrat mataharinya AHY sebagai ketum. Nah dalam konteks suatu negara ya mataharinya satu, yaitu presiden,” katanya saat di wawancara Elshinta, Selasa (10/9/2024).

Ia menjelaskan di suatu organisasi jika ada lebih dari satu matahai akan kacau balau, begitu juga dalam sebuah negara. Ditambahkan pula bahwa dalam suatu negara jelas mataharinya presiden, dan presiden memegang otoritas. “Kalau sekarang kan mataharinya Pak Jokowi. Kalau nanti mataharinya Pak Prabowo. Ya memang begitu,” tambahnya.

Menurutnya, di Partai Demokrat, SBY sebagai mentor, pendiri dan penggagas Partai Demokrat, namun sekarang ketua umum adalah Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY  yang merupakan matahari di Partai Demokrat.

“Pak SBY kan mengatakan bahwa pemimpin di partai  kami di Partai Demokrat mas Agus Harimurti Yudhoyono, ketum. Dan tentu saja sebagai ketum (AHY) memberikan laporan-laporan secara berkala kepada Pak SBY. Tapi keputusan penting ada pada pak AHY,” pungkasnya. (Srr/Ter)

Sumber : Radio Elshinta