Sentimen
Negatif (99%)
11 Sep 2024 : 05.01
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Serang, New York, Moskow, Washington, Stockholm, Helsinki

Kasus: kebakaran, Teroris

6 Update Perang Rusia-Ukraina: Moskow Diserbu-Jet Tempur NATO Bergerak

11 Sep 2024 : 05.01 Views 14

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertempuran antara Rusia dengan Ukraina terus berlangsung. Saat ini, kedua negara masih terus melancarkan aksi saling serang

Ukraina pun mulai menyerang langsung Moskow dengan intens menggunakan drone yang hingga saat ini berhasil dipatahkan Rusia.

Berikut daftar perkembangan terbaru perang Rusia-Ukraina sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (10/9/2024):

1. Ukraina Serang Moskow

Ukraina kembali melancarkan serangan berbahaya ke Rusia, Selasa (10/9/2024). Setidaknya 144 drone ditembakkan ke negeri Presiden Vladimir Putin semalaman.

Hal ini diakui Kementerian Pertahanan Rusia sebagaimana dimuat AFP. Kremlin mengklaim berhasil mencegat 72 drone di wilayah Bryansk, 20 di wilayah Moskow, 14 di wilayah Kursk, 13 di atas wilayah Tula dan 25 lagi di lima wilayah lain di negeri itu.

Laporan senada juga dimuat Al-Jazeera. Disebut bagaimana satu orang tewas di Moskow setelah apartemennya dihantam drone dan memicu kebakaran.

Gubernur wilayah Moskow Andrey Vorobyov mengatakan dalam sebuah unggahan Telegram bahwa seorang wanita berusia 46 tahun telah tewas dan beberapa orang terluka dalam serangan itu. Namun pernyataan lain menyebutkan ada kematian seorang anak berusia 9 tahun tapi masih belum dikonfirmasi.

"Itu serangan besar-besaran," kata gubernur daerah lain yang terkena serangan, Bryansk, Aleksander Bogomaz di Telegram.

Sementara itu, empat bandara di Moskow, Domodedovo, Sheremetyevo, Zhukovo dan Vnukovo, disetop dan ditangguhkan. Setidaknya 30 penerbangan terdampak.

"Kantor berita Rusia RIA melaporkan bahwa bandara Domodedovo dan Zhukovo ditutup untuk lalu lintas udara menyusul penangguhan lebih dari 30 penerbangan domestik dan internasional di sana dan di bandara lain yang melayani ibu kota Rusia," lapor Reuters.

2. Jet Tempur NATO Wara-wiri di Perbatasan Rusia

Jet tempur Eurofighter milik NATO terbang di dekat perbatasan Finlandia dengan Rusia. Dalam latihan militer tersebut, tiga jet dari Skuadron Taktis ke-71 Jerman mendarat dan lepas landas dari jalan raya di dekat desa Hosio, sekitar 120 mil dari perbatasan Finlandia dengan Rusia, menurut laporan dari Bild yang mengutip angkatan udara Jerman.

"Setelah pengisian bahan bakar, mereka kembali lepas landas dan kembali ke Pangkalan Udara Rovaniemi," kata juru bicara angkatan udara kepada media tersebut, merujuk pada markas Komando Udara Lapland, dilansir Newsweek, Selasa (10/9/2024).

Adapun mengingat kedekatan dengan perbatasan, radar Rusia kemungkinan besar memantau latihan tersebut dengan cermat.

Pada 4 September, dua pesawat F-35 Lightning II milik Angkatan Udara AS yang ditempatkan di Skuadron Tempur ke-48, Royal Air Force Lakenheath, Inggris, juga mendarat di jalan raya Finlandia di dekat Hosio selama latihan BAANA 2024. Angkatan udara Finlandia mengunggah video di X yang menunjukkan pesawat tempur tersebut berhenti di jalan raya.

BulgarianMilitary.com, menyoroti bahwa pendaratan di jalan raya adalah "kemampuan baru" yang kini menempatkan jet tempur Eropa ini "setara dengan F-35, Gripen, dan F/A-18".

Publikasi tersebut menyebutkan bahwa Eurofighter pertama kali mendarat di jalan raya Finlandia pada 4 September dalam latihan Baana, dan menjelaskan bahwa ini memberikan keunggulan taktis yang signifikan, terutama karena pangkalan udara adalah target utama selama konflik.

Dengan kemampuan ini, pesawat tempur dapat ditempatkan di berbagai lokasi yang tersebar, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi dan dihancurkan, sekaligus meningkatkan peluang untuk mencapai superioritas udara meskipun pangkalan utama telah dikompromikan.

Setelah beberapa dekade netral terhadap NATO, Finlandia membuat Moskow marah ketika negara itu bergabung dengan aliansi tersebut pada tahun 2023, didorong oleh kekhawatiran keamanan regional akibat invasi besar-besaran Vladimir Putin ke Ukraina.

Helsinki menuduh Moskow sengaja menciptakan krisis migran dengan mengirim pencari suaka dari negara-negara di Afrika dan Timur Tengah ke perbatasan, sebagai bagian dari taktik "perang hibrida". Namun, Rusia membantah tuduhan tersebut.

Rusia juga dituduh mengganggu sinyal GPS yang memengaruhi jalur penerbangan di Eropa Timur, terutama di sekitar negara-negara Baltik.

3. Trump Bakal Hukum Negara Buang Dolar

Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, membeberkan cara untuk melawan manuver dedolarisasi. Hal ini terjadi saat sejumlah negara mulai meninggalkan dolar AS dalam perdagangan internasional.

Berbicara kepada para pendukungnya selama kampanye di Wisconsin, Sabtu (7/9/2024), Trump mengatakan membuang dolar AS akan sangat merugikan bagi negara-negara asing yang menjalankan kebijakan tersebut. Ia mengancam akan menjatuhkan pajak impor bagi negara yang menjalankan perdagangan non-dolar.

"Anda meninggalkan dolar dan Anda tidak berbisnis dengan AS, karena kami akan mengenakan tarif 100% pada barang-barang Anda," kata Trump dalam forum itu dikutip Russia Today.

Tren luas untuk meninggalkan dolar AS dan menggunakan mata uang nasional telah mendapatkan momentum pasca pembatasan ekonomi besar-besaran yang diberlakukan terhadap Rusia oleh AS dan sekutunya setelah eskalasi konflik Ukraina. Setelah terputus dari sistem keuangan Barat, Moskow telah beralih ke opsi alternatif.

Minggu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia tidak menjalankan kebijakan dedolarisasi namun dipaksa mencari opsi lain karena pemutusan hubungan bank sentral Rusia dari transaksi dolar. Menurut Putin, Moskow dan mitra BRICS-nya kini menggunakan mata uang nasional dalam 65% perdagangan bersama.

Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah berencana untuk membahas peralihan ke penyelesaian dalam mata uang lokal, bukan dolar AS, euro, yen, dan pound sterling. PDB gabungan blok ekonomi tersebut, yang meliputi Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, dilaporkan berjumlah US$ 4 triliun.

Sementara itu, pekan lalu, Trump juga berjanji untuk secara substansial mengurangi penggunaan sanksi oleh Washington jika ia terpilih kembali pada bulan November. Berbicara di Economic Club of New York, Trump mengakui bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh AS terhadap negara-negara lain merugikan dolar.

4. Mantan Wakil Menlu AS Ungkap Penghalang Perdamaian

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Victoria Nuland mengatakan AS, Inggris, dan pendukung Ukraina lainnya meminta Kyiv untuk menolak kesepakatan yang dicapai pada perundingan damai Istanbul 2022 dengan Rusia.

Dalam wawancara dengan jurnalis Rusia Mikhail Zygar, Nuland diminta untuk mengomentari laporan bahwa proses perdamaian antara Moskow dan Kyiv pada akhir Maret dan awal April 2022 runtuh setelah Perdana Menteri Inggris saat itu Boris Johnson melakukan perjalanan ke Ukraina dan memberi tahu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk terus berjuang.

"Relatif terlambat, Ukraina mulai meminta nasihat tentang ke mana arah masalah ini dan menjadi jelas bagi kami, jelas bagi Inggris, jelas bagi yang lain bahwa syarat utama (Presiden Rusia Vladimir) Putin terkubur dalam lampiran dokumen yang sedang mereka kerjakan ini," katanya.

"Orang-orang di dalam dan luar Ukraina mulai bertanya apakah ini adalah kesepakatan yang bagus dan pada saat itulah kesepakatan itu runtuh."

5. Rusia Tuding Kyiv Melakukan Aksi 'Terorisme Tingkat Tinggi' di PLTN Kursk

Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergey Shoigu, menyebut Ukraina sebagai pihak yang melakukan 'terorisme tingkat tinggi'. Hal ini disebabkan laporan upaya pasukan Kyiv untuk menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kursk di tengah penyerbuan mereka ke Rusia.

Menurut pratinjau, Shoigu menyatakan dugaan upaya Ukraina untuk merebut lokasi nuklir tersebut membuktikan sifat 'teroris' pemerintah di Kyiv.

"Kami tidak bernegosiasi dengan teroris, tidak sedang bernegosiasi, dan tidak akan bernegosiasi, dan itulah mereka," katanya.

"Selain itu, tidak akan ada perundingan damai yang mungkin dilakukan sampai pasukan Ukraina 'diusir' dari Rusia," mantan menteri pertahanan tersebut menambahkan.

6. Anggota Anyar NATO Kirim Paket Bantuan Rp 6,8 Triliun untuk Ukraina

Swedia akan memberikan Ukraina paket bantuan senilai US$445 juta atau sekitar Rp6,8 triliun.

Menteri Pertahanan Swedia Pål Johnson pada Senin (9/9/2024) mengatakan paket bantuan tersebut akan mencakup kendaraan tempur infanteri, kapal tempur, rudal, dan peralatan kamuflase serta dana untuk mendukung pengadaan pertahanan.

Setengah dari nilai paket akan mencakup bagian untuk produksi Swedia dari model terbaru Gripen E fighter, meskipun Stockholm mengatakan belum memutuskan transfer mereka.

Johnson mengatakan bahwa Swedia ingin dapat memberikan Kyiv Gripens "pada tahap selanjutnya" dan bahwa paket terbaru akan memungkinkan itu.

Sebelum Swedia bergabung dengan NATO, mereka sedang berdiskusi dengan Kyiv tentang pengiriman jet Gripen JAS39 yang telah diuji oleh pilot Ukraina, menurut Defense News.

Namun Stockholm mengatakan bahwa mereka tidak ingin mengganggu pengenalan F-16 buatan AS, yang dipasok ke Kiev melalui negara-negara ketiga, Reuters melaporkan.

"Saat ini, mentransfer JAS Gripen ke Ukraina bukanlah pilihan yang layak, karena akan mengganggu pengenalan F-16," kata Jonson dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X, seperti dikutip Newsweek.

Swedia juga mengumumkan akan menyediakan lebih banyak sistem pertahanan udara portabel RBS70, peluncur granat, amunisi, tambang anti-tank dan peralatan pertahanan kimia, biologi, radiologi, dan nuklir (CBRN).

onson menegaskan kembali kebijakan Swedia untuk menghindari pembatasan senjata yang disumbangkan ke Kyiv untuk digunakan di wilayah Rusia. Ia mengatakan di X bahwa Ukraina "jelas menggunakan haknya untuk membela diri sesuai dengan hukum internasional."

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami berterima kasih kepada mitra Swedia kami atas dukungan mereka yang tak tergoyahkan."

Pada Mei, pemerintah Swedia setuju untuk memberikan Ukraina dengan US$7,01 miliar dukungan militer selama tiga tahun.


(luc/luc)

Sentimen: negatif (99.6%)