FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, menilai bahwa penolakan terhadap bakal calon gubernur (bacagub) DKI Jakarta 2024, Ridwan Kamil, merupakan sesuatu yang lumrah dalam dunia politik. Ia menyebutkan bahwa dalam setiap ajang pemilihan, termasuk Pilkada, selalu ada pihak yang mendukung dan pihak yang menolak.

“Begitulah dinamika pemilu dan pilkada. Ada yang pro, ada yang kontra. Itu hal biasa,” ujar Kalla dilansir dari kompas.com, Selasa (10/9/2024).

Menurut Jusuf Kalla, perbedaan pendapat di kalangan masyarakat adalah sesuatu yang sehat dan wajar dalam demokrasi. Ia juga menambahkan bahwa pasti ada kelompok yang lebih menyukai kandidat tertentu, namun Ridwan Kamil juga memiliki basis pendukung yang kuat di Jakarta.

JK mengimbau agar masyarakat Jakarta berpikir matang dalam menentukan pilihan. Penolakan terhadap calon, menurutnya, adalah bagian dari proses demokrasi, dan pada akhirnya yang paling penting adalah memilih calon yang dianggap paling layak memimpin.

“Yang penting adalah menilai dengan bijak dan memilih kandidat terbaik. Ada yang menolak, ada yang menerima. Itu bagian dari proses,” kata Kalla.

Sebelumnya, dikutip dari TribunJakarta.com, Ridwan Kamil mendapat penolakan di beberapa daerah saat melakukan sosialisasi, salah satunya di Jatinegara, Jawa Timur.

Namun, bakal calon wakil gubernur (bacawagub) dari PDI-P, Rano Karno, mengingatkan agar masyarakat Jakarta tidak bersikap ekstrem dalam menolak Ridwan Kamil.

Rano menekankan bahwa warga Jakarta sebagai tuan rumah seharusnya selalu menyambut tamu dengan ramah, terlepas dari pandangan politik yang berbeda.