Sentimen
Positif (99%)
9 Sep 2024 : 07.15
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Denpasar

Kasus: pembunuhan, HAM

Tokoh Terkait
Arifin

Arifin

Sudibyo

Sudibyo

Zaenal Arifin

Zaenal Arifin

Konser di Kebun Raya Bali, Efek Rumah Kaca Ajak Penonton Mengingat 20 Tahun Pembunuhan Munir Denpasar 9 September 2024

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

9 Sep 2024 : 07.15
Konser di Kebun Raya Bali, Efek Rumah Kaca Ajak Penonton Mengingat 20 Tahun Pembunuhan Munir Tim Redaksi TABANAN, KOMPAS.com - Efek Rumah Kaca menjadi salah satu penampil konser musik bertajuk "Sunset di Kebun" yang digelar di Kebun Raya Bali di Kabupaten Tabanan , Provinsi Bali, Minggu (8/92/2024) petang. Grup musik asal Jakarta yang digawangi Cholil Mahmud, Poppie Airil, Akbar Bagus Sudibyo, dan Reza Ryan ini mengajak penonton untuk mengingat peristiwa 20 tahun pembunuhan Munir Said Thalib. Munir merupakan aktivis HAM yang dibunuh pada 7 September 2004. Ia diracun di atas pesawat saat dalam perjalanan menuju ke Belanda. Efek Rumah Kaca mengawali penampilannya dengan lagu "Melankolia". Di tengah pertunjukan, sang vokalis, Cholil Mahmud, mengajak penonton untuk mengingat peristiwa pembunuhan Munir dua dekade silam tersebut. "Kemarin, sudah 20 tahun pembunuhan Munir. Namun dalang pembunuhnya belum terungkap. Semoga kasusnya cepat selesai dan tumbuh Munir-Munir yang baru," ujarnya. Ia kemudian menyambungkan dengan lagu "Di Udara". Lagu di album pertama Efek Rumah Kaca ini mengabadikan kisah Munir. Sedikitnya, 10 buah lagu dibawakan dengan durasi sekitar satu jam. Band indie ini memainkan sejumlah trak andalannya dari album Rimpang, Sinestesia, hingga Kamar Gelap. "Cinta Melulu" dipilih sebagai lagu pamungkas. Dari atas panggung, sesekali Cholil Mahmud menyapa penonton dan sesekali mengajak bernyanyi bersama. Musisi kelahiran Jakarta yang kini berusia 48 tahun itu mengajak penonton untuk bersama menjaga lingkungan. "Semoga kita bisa menikmati musik dan alam juga menjaga tetap indah dan bersih. Alam terbuka menjadi ruang publik bersama. Perlu menjaga kesadaran bersama menjaga agar udara tetap bersih dan lingkungan sehat," kata dia. Salah satu penonton, Farah Ferbiliana mengaku senang dapat menyaksikan konser sembari menikmati matahari terbenam di kebun raya. Apalagi bisa melihat langsung penampilan Efek Rumah Kaca, band idolanya. "Seru, jadi seperti piknik di kebun dengan menonton penampilan band kesukaan," kata dia kepada Kompas.com Minggu petang. Acara yang digagas Mitra Natura Raya, selaku mitra pengelola kebun raya ini telah digelar sejak Sabtu (7/9/2024) dengan menampilkan sederet musisi dan band ternama. Pada hari kedua ini, selain grup band Efek Rumah Kaca, ribuan penonton juga disuguhi penampilan apik Ghea Indrawari dan performa enerjik HIVI serta musisi lainnya. General Manager Corporate Communication Kebun Raya dari Mitra Natura Raya, Zaenal Arifin, mengemukakan, konser ini mengusung tema "Intimate music show with green, conservation, and culture movement". "Penonton akan diajak pada suasana lebih dekat dengan musisi favoritnya. Nuansa intim akan terasa, penonton lebih santai menikmati musik. Bahkan musisi akan turut berbaur dengan penonton," kata dia di sela acara. Tak hanya menyuguhkan keintiman antara musisi dengan penggemarnya, acara ini juga mengusung semangat konservasi sebagai marwah kebun raya. "Konser digelar untuk mengajak penonton utamanya generasi muda agar lebih mengenal alam, memperkenalkan flora yang ada di Kebun Raya," jelasnya. Ia menyebut, tema edukasi konservasi kali ini berfokus pada tanaman Bucephalandra atau Buce sebagai "plant heroes". Tanaman ini merupakan endemik pulau Kalimantan. "Bucephalandra hanya bisa hidup di air bersih dan mengalir sehingga menjadi indikator kesehatan sungai di Kalimantan," katanya.   Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (99.9%)