Sentimen
Positif (88%)
8 Sep 2024 : 12.32
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Cakung, Cengkareng, Purwakarta

Tokoh Terkait
Santiko Wardoyo

Santiko Wardoyo

'Mobil Eropa Mahal', Citroen: Masyarakat Perlu Edukasi

Detik.com Detik.com Jenis Media: Otomotif

8 Sep 2024 : 12.32
Jakarta -

Paradigma yang mengatakan mobil Eropa memiliki harga mahal dan sparepart yang tidak murah, telah melekat pada sebagian masyarakat Indonesia. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk Citroen.

Produsen mobil asal Prancis ini, memastikan harga jual kendaraan hingga sparepart yang dtawarkan di Indonesia tetap bersahabat dan tanpa mengurangi nilai mewah, fungsional, serta kenyamanan lebih.

"Itu tantangan kami waktu membawa merek Citroen, bahwa masyarakat itu kan punya satu image mobil Eropa mahal dan sparepart-nya juga mahal. Jadi saat ini kami tengah melakukan edukasi, untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat luas. Pertama kami sudah membuktikan Citroen itu bisa dijual dengan harga di bawah Rp 300 juta," ujar President Director Citroen Indonesia, Tan Kim Piauw.

"Dan harga di bawah Rp 300 juta, bukan berarti quality yang asal-asalan atau murahan banyak masyarakat sudah melihat, sudah mencoba, dan sudah memiliki pengalaman bahwa mobil yang kita pasarkan dengan harga di bawah Rp 300 juta, ini mobil yang bagus, mobil dengan standar Eropa. jadi bagaimana supaya ini bisa ditangkap oleh masyarakat dengan baik memang harus ada edukasi," Tan Kim Piauw menambahkan.

Poin kedua, lanjut Tan Kim Piauw, selain edukasi Citroen Indonesia harus membuktikan harga sparepart Citroen di Indonesia bisa bersaing dengan pabrikan otomotif lainnya.

"Kedua kita juga sedang mengedukasi mengenai harga sparepart produk Eropa yang Mahal. Pertama-tama kami buktikan kepada customer, saat mereka melakukan penggantian sparepart mereka akan dapatkan harga sparepart yang harganya bersaing. Jadi kalau dibilang harga sparepart lebih mahal dari yang lain, kami sudah buktikan dengan membuat sejumlah list yang dimana customer itu bisa bandingkan dengan brand lainnya," ucap Tan.

Tan Kim Piauw (Chief Executive Officer PT Indomobil National Distributor) Santiko Wardoyo (CEO dealer Citroën) menyerahkan kunci mobil listrik The New Citroen E-C3 All Electric secara simbolis kepada pembeli di Citroen Experiencr Center, kawasan PIK, Jakarta Utara, Jumat (14/6/2024). Foto: Dok. Citroen

"Jadi kuncinya memang edukasi, kemudian di luar edukasi kami membuka network sebanyak mungkin, supaya customer itu bisa melihat dan bisa mendengar langsung. Kemudian strategi yang lain kami, sambil menunggu network kami melakukan banyak promo di mana-mana, sehingga masyarakat itu bisa lebih cepat mengetahui mengenai produk Citroen," katanya.

Dalam situs resmi Citroen, tercatat bahwa produsen mobil asal Prancis ini sebenarnya bukan pemain baru di Indonesia. Meski tidak dijelaskan secara pasti kapan mobil Citroën pertama hadir di Indonesia, namun dalam daftar merek mobil yang dikeluarkan Hindia Belanda (sekarang: Indonesia) pada tahun 1920, terdapat nama Citroën di antara ratusan merek lainnya.

Di awal tahun 1960-an, mobil bermerek Citroën mulai terlihat lalu lalang di jalanan kota besar di Indonesia. Salah satunya adalah Pallas, produk andalan Citroën yang sarat dengan teknologi terkini. Saat itu, Citroën kebanyakan dimasuki oleh individu yaitu diplomat dan ekspatriat. Di antaranya, para insinyur Prancis yang dipekerjakan di Proyek Pembangunan Waduk Jatiluhur di Purwakarta, Jawa Barat, pada 1957-1967.


Selain pada zaman Hindia Belanda, perjalanan panjang merek mobil asal Perancis ini tercatat pada 1968. Di mana, Citroen secara resmi memulai kehadirannya melalui PT Alun sebagai agen merek Citroen di Indonesia. Penerimaan terhadap Citroën cukup baik

Lantas Pada 1975 PT Alun mendirikan pabrik perakitan mobil Citroën di kawasan Cakung, Jakarta Timur. Lalu Pada 1975 - 1985- Citroën dibawa kembali oleh para insinyur Prancis yang dipekerjakan di Proyek Pengembangan Bandara Cengkareng (Soekarno-Hatta).

Pada 1991 di Perancis. Citroën diakuisisi oleh Peugeot, dan bergabung menjadi PSA Peugeot Citroën. Dilanjut pada tahun 1994 Citroën resmi hengkang dari Indonesia dan meninggalkan pabriknya di Cakung.

Di tahun 2016, PSA Peugeot Citroën berganti nama menjadi Groupe PSA (PSA Group), atau Stellantis, atau secara resmi Peugeot SA (Peugeot Société Anonyme).

Akhirnya pada tahun 2022, Citroën kembali masuk ke pasar Indonesia melalui Grup Indomobil. Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar dengan pengalaman dan sumber daya yang mumpuni serta jaringan dealer yang tersebar di seluruh Indonesia, Grup Indomobil merasa dapat mengembangkan merek Citroën di tanah air dengan memberikan kemudahan mulai dari layanan pembelian hingga layanan purna jual yang prima sesuai dengan "CITIZEN - Layanan Mobilitas oleh Citroën".


(lth/mhg)

Sentimen: positif (88.3%)