Sentimen
Negatif (100%)
12 Jul 2024 : 00.38
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung, Lumajang

Warga Dusun Gentengan Tutup Jalan Desa Protes Dampak Penambangan Pasir

12 Jul 2024 : 07.38 Views 2

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Regional

Lumajang (beritajatim.com) – Warga Dusun Gentengan, Desa Condro, Kecamatan Pasirian, Jawa Timur, menutup jalan desa mereka sebagai bentuk protes atas dampak buruk yang ditimbulkan dari aktivitas penambangan pasir pasca letusan Gunung Semeru pada pertengahan tahun 2023.

Penutupan jalan ini dilakukan karena warga sudah tidak tahan dengan debu jalanan yang berterbangan dan kondisi jalan yang bergelombang, yang membahayakan pengguna jalan. Selain itu, warga juga mengeluhkan masalah kesehatan akibat menghirup debu dan suara bising truk yang melewati jalan tersebut.

“Masyarakat sudah tidak tahan, banyak debu jalanan juga bergelombang dan bisa membahayakan pengguna jalan” ungkap Widodo salah satu warga, Kamis (11/7/2024)

Menurut Widodo, jalan desa mereka menjadi ramai dengan truk-truk pengangkut pasir setelah letusan Gunung Semeru.

Pada Juli 2023, jumlah truk yang keluar masuk mencapai lebih dari 200 per hari, menghasilkan pendapatan hingga 13 juta rupiah per hari.

“Juli lalu waktu itu jalan desa sempat ramai orang mengangkut pasir dari erupsi Gunung Semeru, sehari penarikan bisa 13 juta karena truk bisa lebih 200 yang keluar masuk” lanjutnya

Meskipun jalan desa telah dialihkan, regulasi Surat Keputusan (SK) Bupati yang digunakan untuk mengatur penarikan tarif portal bagi kendaraan yang lewat dinilai kurang kuat. Hal ini mengakibatkan banyak kendaraan yang lewat tanpa membayar portal yang dijaga warga.

Warga mengusulkan pembentukan Peraturan Bupati (Perbup) atau pembentukan kelompok masyarakat untuk mengelola penarikan tarif portal dan pembangunan jalan.

Sebelumnya, pemerintah desa mengajak warga untuk membangun jalan bersama, namun ditolak karena dana desa yang terbatas hanya 14 juta rupiah.

Biaya yang dibutuhkan untuk membangun jalan sepanjang 1,2 kilometer itu diperkirakan mencapai 3 miliar rupiah.

Dengan penarikan portal saat ini yang menghasilkan 400 ribu rupiah per hari dari 20 kendaraan yang lewat, dibutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk menyelesaikan pembangunan jalan.

“Penghasilan setiap hari tidak mencukupi, cuma 800 perhari belum dipotong pekerja jadi hanya 400 ribu perhari. Dalam setahun ada sekitar 180 juta sedangkan biaya pembangunan jalan 3 milyar. Jadi berapa tahun selesai, kalau tidak dikembalikan ke jalan kabupaten,” ujar Widodo. [vid/ian]

Sentimen: negatif (100%)