Magetan (beritajatim.com) – Ribuan warga Magetan tumplek blek di Alun-Alun Magetan pada Kamis (11/07/2024) malam. Mereka bersiap berebut bolu rahayu. Bolu rahayu diyakini bisa mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan bagi yang mendapatkannya. Tak hanya bolu ada pula sego golong.

Lebih dulu, gunungan sego golong beserta ratusan bolu yang dirangkai berbentuk bedug dan lesung dikirab. Kirab melalui Jalan Basuki Rahmat Selatan, menuju Basuki Rahmat Barat, Jalan Manggis, Jalan Jambu, Jalan Ahmad Yani, Jembatan Gandong I, Jalan Basuki Rahmat Utara, Jalan Basuki Rahmat Timur dan masuk ke Alun-Alun.

Warga yang datang berkesempatan melihat acara jamasan pusaka Kabupaten Magetan. Berupa keris, tombak, dan song-song yang sebelumnya juga dikirab bersama bolu dan gunungan sego golong.

‘’Tadi sulit rebutan bolunya. Ontok-ontokan dengan banyak pria juga. Tapi, akhirnya saya dapat. Ya semoga dapat keselamatan,’’ kata Reni Fitriana warga Desa Ringinagung, Kecamatan/Kabupaten Magetan.

Tak hanya Reni, Nur Fitra Rahma, warga asal Palembang yang datang ke Magetan juga mengaku dapat bolu meski harus berebut dengan warga lain.

‘’Gontok-gontokan dengan warga yang lain. Tapi, syukurlah tadi dapet bolu, dapet sego golong juga. Harapannya ya dapat rahayu (keselamatan),’’ katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Magetan Joko Trihono mengatakan, bolu berbentuk lesung menggambarkan bulan Muharram atau Suro. Kemudian, untuk sego golong menggambarkan wujud rasa syukur akan berkah yang masih didapat berupa kesehatan dan rejeki.

‘’Kemudian, untuk bolu yang berbentuk bedug merupakan lambang datangnya Bulan Muharram atau Suro. Harapannya setelah kegiatan ini, kita semua bisa lebih meningkatkan tirakat dan ibadah,’’ katanya. [fiq/ian]