Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina
Kab/Kota: Cirebon, Semarang, Dumai
Tokoh Terkait
Bos Pertamina Ungkap Tantangan Kembangkan Proyek Gas
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati membeberkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan untuk bisa memanfaatkan potensi gas bumi yang diklaim melimpah di dalam negeri.
"Dan bisnis kita yang kedua adalah mengembangkan infrastruktur energi, khususnya gas. Indonesia punya cadangan dan sumber daya gas yang melimpah," jelas Nicke dalam acara Indonesia International Sustainability Forum (IISF), di JCC, Kamis (5/9/2024).
Nicke bilang, salah satu tantangan yang harus diselesaikan untuk bisa memanfaatkan sumber gas bumi di Indonesia adalah keterbatasan infrastruktur gas khususnya di wilayah timur Indonesia. Khususnya untuk wilayah Indonesia Timur. "Jadi, kita harus membangun terminal LNG, gasifikasi, jaringan pipa, virtual pipeline," paparnya.
Maka dari itu, pihaknya akan menjadikan pembangunan infrastruktur gas dalam negeri sebagai salah satu strategi perencanaan jangka panjang perusahaan.
Di lain sisi, sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan bahwa gas bumi adalah salah satu sumber energi andalan di era transisi energi, khususnya untuk bisa mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 mendatang.
Oleh karena itu, infrastruktur terintegrasi dibutuhkan untuk bisa menyalurkan gas dari area sumber gas hingga ke area penerimanya di seluruh Indonesia.
"Gas pun akan kita sambungkan, Alhamdulilah memang secara waktu ini pas kita sekarang banyak menemukan gas yang baru, ladang gas yang baru. Jadi, gas secara emisi juga jauh lebih baik dibandingkan batu bara," ungkap Dadan dalam acara Rembuk Nasional Transisi Energi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Dadan mengatakan, infrastruktur pipa gas sepanjang Sumatra dan integrasi Sumatra-Jawa menjadi kunci penyaluran gas domestik. Hal itu dilakukan untuk menyalurkan potensi gas bumi dari Wilayah Kerja Agung dan Andaman, Aceh sehingga gas dari ujung Sumatra tersebut bisa dimanfaatkan di Jawa dan daerah lain di Sumatera.
Dadan menjelaskan, manfaat pembangunan infrastruktur jaringan gas adalah untuk bisa mendukung harga gas lebih terjangkau dengan biaya angkut atau Toll Fee lebih murah.
"Untuk memenuhi kebutuhan gas untuk industri, pembangkit listrik, komersil, dan rumah tangga," kata Dadan.
Dalam paparannya, Dadan menyebut bahwa saat ini sudah terbangun infrastruktur jaringan pipa gas Cisem (Cirebon-Semarang) tahap 1 dengan investasi Rp1,13 triliun. Saat ini jaringan Cisem tahap 2 tahun 2024 ini membutuhkan investasi Rp1,33 triliun dan untuk tahun 2025 membutuhkan investasi Rp2,01 triliun.
Selain itu, ia membeberkan bahwa program jargas untuk rumah tangga yang berasal dari Cisem dan Dusem (Dumai-Sei Mangkei) bisa mengurangi subsidi LPG 3 kg hingga Rp0,63 triliun per tahun.
"Dan hemat devisa impor LPG Rp1,08 triliun per tahun. Penghematan biaya masak Rp0,16 triliun per tahun," tandasnya.
(pgr/pgr)
Sentimen: positif (93.8%)