Sentimen
Positif (100%)
3 Sep 2024 : 17.00
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi

Tambang Bikin Banyak Negara Terjebak, Cuma Jadi 'Sapi Perah'

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

3 Sep 2024 : 17.00

Bali, CNBC Indonesia - Menteri PPN/Kepala Bappenas Periode 2016-2019 Bambang P.S Brodjonegoro menyebut negara-negara selatan dunia harus berusaha keras memaksimalkan potensi sumber daya alam yang dimilikinya supaya lebih maju pada masa mendatang.

Dia menjelaskan, negara berkembang yang masuk ke dalam Global South memiliki karakteristik yang mirip dan struktur ekonomi yang tidak jauh berbeda. Negara tersebut kebanyakan mengandalkan sumber daya alam untuk menggerakkan ekonominya.

"Problemnya natural resources yang dipegang oleh Global South ini kemudian tidak membawa dampak kepada kemajuan yang signifikan. Kebanyakan negara Global South tergolong low income atau lower middle income ekonomi dan seharusnya dengan natural resources yang begitu banyak, mereka sangat punya potensi untuk naik kelas dan menyejahterakan lebih banyak masyarakatnya," ungkap dia di sela acara High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024, Selasa (3/9/2024).

Dia menambahkan, karena belum ada solusi yang tepat untuk meningkatkan nilai tambah, akhirnya sumber daya alam yang seharusnya menjadi berkah bagi negara berkembang di Global South justru berubah menjadi beban. Bahkan, kegagalan pengelolaan kekayaan alam ini dapat memicu gejolak politik di kebanyakan negara di Global South.

Belum lagi, kerap terjadi hubungan perdagangan yang kurang seimbang antara negara-negara maju sebagai investor dengan negara-negara berkembang selaku pemilik sumber daya alam. Tak jarang, kekayaan alam di negara berkembang hanya sekadar dieksploitasi dan tanpa diolah lebih lanjut.

Akibatnya, negara berkembang tidak menerima manfaat signifikan dari sumber daya alam tersebut. Tidak ada pula dampak terhadap kemajuan ekonomi di negara tersebut.

Untuk mengatasi kutukan sumber daya alam, ada beberapa upaya dan strategi yang bisa diambil oleh negara berkembang. Pertama, diperlukan lebih banyak investasi untuk menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam yang sifatnya masih mentah.

Kedua, keterbatasan teknologi harus diatasi. Negara-negara berkembang mesti mampu melakukan adopsi teknologi melalui misalnya reverse engineering. "Paling tidak ini untuk memahami bagaimana menggunakan teknologi dan bagaimana meningkatkan produktivitas menggunakan teknologi tersebut," kata Bambang.

Ketiga, peningkatan sumber daya alam. Jadi, kemampuan sumber daya manusia di negara berkembang harus benar-benar bisa diarahkan agar sumber daya alam mereka dapat memberi manfaat terbesar besar melalui penciptaan nilai tambah.

Oleh karena itu, sistem pendidikan di negara berkembang harus diperkuat. Upaya memperbanyak pendidikan vokasi yang terkait dengan bidang-bidang yang sifatnya manufaktur dan teknikal juga harus dilakukan.

"Dan yang terakhir adalah harus mulai menumbuhkan budaya dan iklim riset dan inovasi. Hanya dengan menimbulkan iklim riset dan inovasi, maka kita bisa menciptakan nilai tambah yang lebih optimal," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani menuturkan, pihaknya ikut memainkan peran penting dalam membina dan mempromosikan pembangunan ekonomi.

"Pertama, kita benar-benar mengadvokasi kebijakan yang mendukung pertumbuhan dan daya saing bisnis. Kita juga memfasilitasi kemitraan dan pencocokan bisnis antara pemerintah bisnis dan lembaga penelitian. Banyak perusahaan bekerja dengan banyak akademisi dan universitas," kata Shinta.

Sebagai organisasi bisnis, Kadin pun menyediakan pengembangan kapasitas untuk semua anggota dan juga terhubung dengan banyak lembaga multilateral yang dapat memberikan dukungan pengembangan kapasitas.

Dia melanjutkan, penting bagi para pelaku bisnis untuk dapat menekankan hasil nyata yang dapat diciptakan oleh semua kolaborasi ini.

"Tentu saja, saya juga ingin menyoroti aspek jaringan. Saya pikir di banyak tempat di mana kita mewakili bisnis dalam berbagai bentuk, ASEAN, Anda tahu, apa yang kita coba lakukan bukan lagi membahas tentang rekomendasi kebijakan, tetapi juga menghasilkan proyek warisan yang konkret," imbuhnya


(mij/mij)

Sentimen: positif (100%)