Jokowi Sebut Target SDGs Baru Tercapai 17 Persen
Beritasatu.com
Jenis Media: Ekonomi
Nusa Dua, Beritasatu.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan target tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) baru mencapai 17%. Padahal, pemerintah menargetkan dapat mencapai semua target SDGs pada 2030.
“Padahal hanya tersisa 6 tahun menuju 2030 dan baru 17% target SDGs tercapai. Pencapaian SDGs harus menjadi fokus utama pembangunan global, yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional dan regional,” kata Jokowi saat membuka Joint Leaders Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi Pihak dan Forum Indonesia Afrika di Hotel Mulia, Bali pada Senin (2/9/2024).
SDGs merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan dan sasaran global pada 2030 yang dideklarasikan baik oleh negara maju maupun negara berkembang pada Sidang Umum PBB September 2015.
Sebanyak 17 tujuan tersebut, yaitu tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi layak, energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, industri, inovasi dan infrastruktur, berkurangnya kesenjangan, kota dan permukiman yang berkelanjutan, konsumsi dan produksi bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, ekosistem lautan, ekosistem daratan, perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh, kemitraan untuk mencapai tujuan.
Jokowi menekankan untuk mencapai target SDGs diperlukan visi dan strategi baru. Dalam hal ini diperlukan terobosan agar Indonesia dan semua negara bisa mengantisipasi tekanan perekonomian global sembari melanjutkan upaya pencapaian target SDGs .
“Oleh sebab itu kita memerlukan arah dan visi baru, kita memerlukan strategi baru. Kita memerlukan langkah taktis baru untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara berkembang,” terang Joko Widodo.
Sebelumnya, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan untuk mendukung proyek pembangunan yang berkelanjutan, Indonesia telah mengadopsi metode pembiayaan inovatif, seperti pembiayaan campuran (blended finance).
Sentimen: positif (99.9%)