Sentimen
Negatif (99%)
2 Sep 2024 : 18.01
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Cirebon

Tokoh Terkait
Suharyanto

Suharyanto

Curah Hujan Tinggi di IKN, Risiko Banjir dan Longsor Membayangi Nasional 2 September 2024

3 Sep 2024 : 01.01 Views 3

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Curah Hujan Tinggi di IKN, Risiko Banjir dan Longsor Membayangi Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) menyampaikan, wilayah Ibu Kota Nusantara ( IKN ) Kalimantan Timur berisiko mengalami bencana banjir dan longsor besar akibat curah hujan tinggi. Berdasarkan karakteristik wilayah, curah hujan di Kalimantan Timur terjadi sepanjang tahun. "Di sana hujannya sepanjang tahun, musim kemaraunya masih 150 milimeter, itu masih garis batas. Masuk September naik lagi (curah hujannya). Jadi memang di sana karakteristik hujan sepanjang tahun potensi bencana banjir tanah longsor besar," kata Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024). Seto mengungkapkan, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk mengurangi curah hujan, termasuk lewat teknik modifikasi cuaca (TMC). TMC dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dengan BNPB, Kementerian PUPR, Kemenhub, dan seluruh stakeholder,termasuk pemerintah daerah setempat. "Tentu kita berusaha untuk mengurangi resiko bencana karena IKN khususnya, dan Kalimantan Timur pada umumnya, itu karakteristik hujannya tidak sama dengan wilayah kita berada saat ini," ucap dia. Ia tidak memungkiri, terkadang ada beberapa wilayah yang tetap turun hujan meski TMC dilakukan. Namun, ia menuturkan, TMC tetap mampu mengurangi curah hujan yang turun sehingga potensi bencana bisa diminimalisasi. "Masih ada yang bobol-bobol juga sedikit. Ada genangan-genangan, masih ada. Tapi kita berupaya semaksimal mungkin untuk menguranginya sesuai dengan batas kemampuan manusia dan batas teknologi yang ada di Indonesia, di dunia saat ini," ucap dia. Kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan, TMC yang telah dilakukan pemerintah berdampak baik. Sepanjang Agustus 2024, tingkat keberhasilan TMC di wilayah tersebut mencapai 98 persen. Dengan begitu, pembangunan di IKN pun bisa terus berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan. "Agustus juga rerata baik, bagus. Dan sudah dilakukan OMC yang harusnya hujan jadi tidak hujan. Kita mencegah jangan sampai terjadi bencana pada masyarakat. Itu memang tugas yang harus dilakukan karena jangan sampai kita bergerak ketika terjadi bencana saja," kata dia. Adapun sejauh ini, pemerintah memutuskan untuk melanjutkan TMC di IKN setidaknya hingga tanggal 12 September 2024. Kendati demikian, Suharyanto tidak menyebut berapa anggaran yang digelontorkan untuk TMC lanjutan tersebut. Dia bilang, anggaran biasanya diperlukan untuk jam terbang pesawat, pembelian garam, hingga dana operasional kru pesawat. "Jadi jumlahnya memang bervariasi. Kalau titiknya dekat dari bandara, untuk modifikasi lebih murah. Tetapi kalau sampai jauh, misalnya dari titik di Halim tapi modifikasi cuacanya harus dilakukan di Cirebon, lebih jauh (mahal). Tetapi setiap uang negara yang dikeluarkan, kita pasti dicek sampai detail baik di inspektorat di internal maupun dari BPKP," kata dia. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (99.7%)