Lumajang (beritajatim.com) – Semarak Festival Wisata Desa diwarnai dengan antusiasme ratusan warga Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, Lumajang, dalam berebut gunungan hasil bumi gratis, Rabu (17/7/2024).

Acara yang berlangsung di objek wisata Tumpak Selo ini menjadi simbol perayaan warga sekitar bertepatan dengan 10 Muharram sekaligus tahun baru Islam 1446 Hijriah.

Festival ini dimeriahkan dengan berbagai macam acara, seperti Bazar UMKM, santunan anak yatim, tari topeng Kaliwungu, dan puncaknya yaitu Kirab Ageng Mendo Suro.

Kirab ini menjadi tradisi tahunan masyarakat setempat sebagai bentuk rasa syukur atas panen yang berlimpah sekaligus menyambut tahun baru ajaran agama Islam pada bulan Muharrom 1446 Hijriah.

Sebanyak 18 gunungan hasil bumi yang dihias dengan bentuk unik dan kreatif seperti kuda, kambing, dan pendopo menjadi daya tarik utama festival. Antusiasme warga tak terbendung saat berebut hasil bumi tersebut secara gratis.

Salah satu warga, Diah, mengungkapkan kegembiraannya atas kesempatan ini. “Senang sekali bisa mendapatkan buah dan sayur. Acara ini seru sekali, meskipun harus berebut dengan warga lain,” tuturnya.

Festival Wisata Desa ini juga menjadi langkah awal dalam mewujudkan program satu kecamatan, satu desa wisata di Kabupaten Lumajang. “Ini rencana menggerakkan wisata lain dan semoga bisa diikuti,” ungkap PJ Bupati Lumajang, Indah Wahyuni.

Sementara itu, PJ Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, mengapresiasi kegiatan desa seperti Festival Wisata Desa ini karena memiliki dampak positif bagi masyarakat.

“Kegiatan ini bentuk kemandirian desa dalam proses pembangunan, baik desa itu sendiri maupun bagi kabupaten,” jelasnya.

Adhy menambahkan bahwa desa mandiri tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga peran aktif masyarakat dan pemerintah desa dalam pembangunan desa melalui sektor wisata. [vid/aje]