Sentimen
Negatif (91%)
27 Agu 2024 : 15.50
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Paris

Kasus: Narkoba

Daftar Kasus CEO Telegram Pavel Durov, Narkoba hingga Cuci Uang

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

27 Agu 2024 : 15.50

Jakarta, CNBC Indonesia - Alasan penangkapan CEO Telegram Pavel Durov terungkap. Dia diduga melakukan berbagai kejahatan terkait pornografi anak, perdagangan narkoba, hingga pencucian uang.

Hal ini diungkapkan oleh jaksa di Paris, Laure Beccuau. Menurutnya, penangkapan Durov jadi bagian penyelidikan sejak 8 Juli 2024 pada seseorang yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Selasa (27/8/2024).

Sebagai informasi, Durov ditangkap di Bandara Bourget Perancis pada Sabtu malam waktu setempat (24/8/2024). Beccuau mengatakan pria 39 tahun itu ditahan hingga Rabu (28/8/2024).

Sebelumnya Presiden Perancis Emmanuel Macron telah menjelaskan soal penangkapan Durov, yang disebutnya tidak ada motif politik. Dia juga memberikan kebebasan pada hakim untuk memutuskan.

"Ini sama sekali bukan keputusan politik. Terserah hakim yang memutuskan," kata Macron dalam akun X.

Telegram telah memberikan keterangan soal penangkapan bosnya itu. Dalam keterangan di kanal Telegram News, perusahaan memastikan Durov tidak menyembunyikan apapun.

Selain itu, Telegram menegaskan seharusnya platform maupun pemiliknya tidak bisa diminta pertanggungjawaban soal penyalahgunaan dalam aplikasinya. Telegram juga menunggu penyelesaian persoalan itu.

"Telegram mematuhi hukum di Uni Eropa, termasuk aturan layanan digital-yang moderasinya sesuai dengan standar industri dan terus ditingkatkan. CEO Telegram Pavel Durov tidak menyembunyikan apapun dan sering pergi ke Eropa. Tidak masuk akal mengklaim platform atau pemiliknya bertanggung jawab untuk penyalahgunaan platform tersebut," tulis pernyataan Telegram.

Kementerian luar negeri Uni Emirat Arab telah meminta untuk adanya pendampingan pada Durov. Dia diketahui mengantongi kewarganegaraan ganda yakni UEA dan Perancis.

"Telah mengajukan permintaan pada Perancis untuk memberi semua layanan konsuler yang diperlukan," kata pihak kementerian.


(fab/fab)

Sentimen: negatif (91.4%)