Sentimen
Positif (72%)
27 Agu 2024 : 18.04
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Toyota, Honda, Wuling, Suzuki

Hewan: Gajah

Kab/Kota: Cikarang

Wanti-wanti Menperin Produsen Mobil Hybrid Cabut, Ini Daftar yang Sudah Produksi Lokal

27 Agu 2024 : 18.04 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Otomotif

Jakarta -

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mewanti-wanti perlunya insentif mobil hybrid supaya produsen tidak cabut dari Indonesia, lantaran negara lain lebih menarik dan kompetitif. Sekarang sudah tiga pabrikan yang memproduksi lokal.

"Salah satu pertimbangan kenapa kita perlu mempertimbangkan insentif untuk mobil hybrid, kami tidak mau pabrikan mobil hybrid di Indonesia itu pindah," jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang seperti dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (27/8/2024).

Saat ini Toyota merupakan merek paling banyak menjual model hybrid di Indonesia, antara lain Alphard, Vellfire, Yaris Cross, Innova Zenix, Alphard, Corolla Cross, Camry, dan Corolla Altis.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia sudah memproduksi lokal dua modelnya, antara lain Innova Zenix, dan Yaris Cross.

Brand Jepang lain yang sudah memproduksi mobil hybrid adalah Suzuki. Teknologi yang disematkan pada mobil Suzuki ini mild hybrid. Dua mobil mild hybrid yang sudah diproduksi lokal adalah Suzuki Ertiga dan XL-7.

Wuling juga sudah memproduksi lokal SUV hybrid di pabrik Cikarang, Jawa Barat. Wuling Almaz Hybrid menjadi satu-satunya mobil listrik hybrid merek China yang sudah diproduksi lokal.

Agus menekankan supaya produsen mobil hybrid yang sudah memproduksi dalam negeri tidak pindah ke negara lain.

Faktanya insentif mobil hybrid di Indonesia masih kalah kompetitif dari Thailand. Harga mobil hybrid di negeri gajah putih itu lebih murah dari Indonesia.

Ambil contoh model lain mobil hybrid. Toyota Yaris Cross Hybrid yang dijual mulai dari 789 ribu Baht atau setara Rp 352 jutaan. Sementara di Indonesia tembus Rp 440 juta. Ada selisih hampir Rp 100 juta untuk mobil hybrid.

Kemudian Honda CR-V Hybrid, mobil SUV itu dijual Rp 814,4 juta di Indonesia. Sedangkan di Thailand mulai dari 1.589.000 baht atau setara Rp 710 juta.

"Jangan tanya soal insentifnya, bagi kami insentif itu perlu untuk hybrid karena kami tidak mau pabriknya pindah, negara lain berikan insentif buat hybrid. Belum bahas, tapi itu jalan pikiran kami Kemenperin," ungkap Agus Gumiwang.


(riar/dry)

Sentimen: positif (72.7%)