Sentimen
Positif (87%)
20 Agu 2024 : 13.44

IHSG cetak tertinggi di tengah "wait and see" BI rate

20 Agu 2024 : 20.44 Views 3

Antaranews.com Antaranews.com Jenis Media: Ekonomi

Saat ini perhatian market tertuju ke spekulasi BI rate cut 2 kali di bulan September dan November atau Desember 2024Jakarta (ANTARA) - Fixed Income & Macro Strategist Mega Capital Indonesia Lionel Priyadi menyampaikan bahwa perhatian pelaku pasar saat ini sedang tertuju terhadap potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebanyak dua kali pada sisa akhir tahun ini.

Pada perdagangan Selasa (20/08) hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak All Time High (ATH) atau harga tertinggi sepanjang masa di level 7.533,86.

“Saat ini perhatian market tertuju ke spekulasi BI rate cut 2 kali di bulan September dan November atau Desember 2024,” ujar Lionel saat dihubungi oleh ANTARA di Jakarta, Selasa.

Sementara itu, pada Selasa (20/8) dan Rabu (21/8), BI menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Agustus 2024 yang diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 6,25 persen.

Terkait adanya reshuffle dalam kabinet Indonesia Maju pada Senin (19/8) kemarin, Lionel menyebut hal tersebut tidak berdampak terhadap pasar saham Indonesia.

“Efek dari reshuffle terhadap market minimal,” ujar Lionel.

Sebagaimana diketahui. Presiden Joko Widodo melantik Bahlil Lahadalia sebagai menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), serta Supratman Andi Agtas sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham).

Dalam kesempatan lain, Direktur of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyampaikan bahwa pelaku pasar juga masih mencermati data-data perekonomian global, seperti penantian terhadap kemunculan Jerome Powell di Jackson Hole, data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS), serta The Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes Meeting.

Menurutnya, sejauh ini sentimennya masih sama, yaitu persepsi dan ekspektasi terhadap penurunan tingkat suku bunga acuan The Fed pada September 2024.

Baca juga: Analis : Dampak ‘reshuffle’ kabinet terhadap pasar saham terbatas
Baca juga: Kadin Jatim: Investasi saham lebih menguntungkan daripada judol

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024

Sentimen: positif (87.7%)