Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina
Tokoh Terkait
Bahlil Bakal Optimalkan Sumur Nganggur
Bisnis.com Jenis Media: Ekonomi
Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku pesimis target produksi lifting minyak pada tahun ini tidak mencapai 600.000 barel per hari (bph).
Adapun, pada tahun 2024 berdasarkan APBN tahun 2024 target lifting dalam negeri dipatok sebesar 635.000 barel per hari.
“Feeling saya di tahun 2024, 600.000 gak tercapai maksimal kita 580 ribu. Yang menjadi ironi adalah apakah penurunan lifting kita menyerah, kita menyerah kalau cadangan sudah tidak ada. Kalau ada kenapa gak dinaikkan itu problemnya," kata Bahlil saat RDP dengan Komisi VII di DPR, Senin (26/8/2024).
Bahlil menuturkan, dari total lifting minyak nasional, Pertamina menjadi kontributor minyak mentah terbesar di Indonesia dengan persentase 65%. Disusul ExxonMobil 25%, dan 10% oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya.
Tak hanya itu, Bahlil kemudian menyoroti pemanfaatan sejumlah sumur minyak yang selama ini dinilai masih kurang optimal.
Sebab dari total sekitar 44.900 sumur minyak yang ada, setidaknya hanya 16.300 sumur yang produksi, serta terdapat 16.250 sumur yang masuk pada kriteria idle well atau sumur minyak yang saat ini tidak aktif.
“Apalagi, kurang lebih 5 ribu sumur yang bisa dioptimalkan. Ini gak dilakukan kita bikin lagi seperti mazhab IUP ini kan punya negara pengelolaan ke KKKS yang atau BUMN,” ujarnya.
Maka dari itu, eks Menteri Investasi ini berencana menawarkan pengelolaan sumur idle kepada para investor, baik investor dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Mending kita buka untuk swasta nasional atau swasta asing yang mengelola sumur ini dengan target pendapatan negara. Target pendapatan negara kita 600 ribu barel sama dengan US$ 12 miliar," ucap Bahlil.
Sebelumnya, SKK Migas mengungkapkan realisasi lifting minyak dan gas bumi (migas) pada semester I/2024 masih di bawah target.
Sampai dengan semester pertama tahun 2024, SKK Migas mencatat realisasi lifting minyak hanya mencapai 576.000 barel per hari (bopd) atau di bawah target APBN sebesar 635.000 bopd.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan, tidak tercapainya target lifting minyak pada semester 1/2024 ini dikarenakan masalah banjir yang terjadi di beberapa wilayah.
“Lifting minyak sampai dengan semester I, karena kita semester I mengalami gangguan banjir di mana-mana sehingga drilling praktis lebih dari satu bulan tidak bisa dilakukan sehingga ada beberapa keterlambatan kegiatan drilling,” kata Dwi dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Semester I/2024, Jumat (19/7/2024).
Sentimen: negatif (76.2%)