Sentimen
Positif (49%)
25 Agu 2024 : 17.18
Tokoh Terkait

Menkominfo Ungkap RI Punya Potensi Besar di Bidang Digital

25 Agu 2024 : 17.18 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Ekonomi

Jakarta -

Indonesia punya potensi besar dalam pengembangan bisnis di bidang digital, hal ini salah satunya terlihat dari tingginya angka pertumbuhan startup hingga banyaknya aplikasi di ponsel. Namun, masih ada pekerjaan rumah (PR) besar yang harus diselesaikan untuk memaksimalkan potensi tersebut.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan RI masuk ke dalam jajaran negara dengan kelahiran startup tertinggi di dunia.

"Menurut data global startup, Indonesia adalah negara kedua pencetak startup. Jadi kalau soal jumlah, startup kita, termasuk yang terbesar, itu adalah pertumbuhan startup. Artinya ada gairah, ada ide, ada keinginan, ada kemauan. Tinggal startup-nya bisa jadi gede atau nggak itu persoalan lain lagi," kata Budi Arie, dalam acara Creativepreneur Summit 2024 di Jakarta Convention center (JCC), Minggu (25/8/2024).

Selain startup, potensi besar itu juga ditunjukkan dari perkembangan pembuatan aplikasi. Mengutip laporan dari Google, Budi Arie mengatakan bahwa di Google Playstore sendiri total telah ada 18 ribu aplikasi buatan anak bangsa.

"Teman-teman di Google bilang sama saya, 'Pak, di Google itu sudah 18 ribu aplikasi dibuat oleh anak Indonesia. 18 ribu aplikasi? Di Google Playstore," ujarnya.

Dari sana lah, ia tidak ragu bahwa anak-anak Indonesia punya kreativitas yang tinggi dan mampu untuk mengoptimalkan digitalisasi. Namun satu PR besarnya ialah bagaimana cara mengakselerasi hal tersebut.

"Persoalannya, bagaimana mengakselerasi, termasuk juga mengembangkan, menjadi bisnis model yang lebih efektif di kemudian hari," kata dia.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Korea Selatan dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Gandi Sulistiyanto menambahkan,satu hal yang perlu mendapat perhatian lebih sebagai upaya akselerasi tersebut ialah menyangkut pengelolaan startup itu sendiri di pemerintahan.

"Saya setuju dengan Pak Menteri, startup Indonesia sering juara di Korea. Startup Indonesia banyak sekali yang menjadi unicorn di dunia, bahkan decacorn sekarang. Hanya maaf Pak Menteri, saya harus akui kalau kita berkaca kepada Korea, startup kita ini diurus banyak departemen (Kementerian), bukan departemennya Pak Budi saja," kata Gandi.

Menurutnya, dalam pelaksanaan kontes di Korea misalnya, perwakilan startup Indonesia dikirim dari berbagai instansi mulai dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Kominfo, hingga Kementerian Perdagangan. Berbeda dengan Korea sendiri yang mana pembinaan startup berada di bawah naungan Ministry of Science and ICT.

"Di sini terlalu banyak departemen, sehingga budgetnya pun tersebar sedikit-sedikit. Coba itu semua disentralisir di tempatnya Pak Budi. Saya rasa Pak Budi akan banyak bisa melakukan (pengembangan)," ujarnya.

(shc/kil)

Sentimen: positif (49.9%)