Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Hindu
Kab/Kota: Lumajang
Tokoh Terkait
Umat Hindu Bali Gelar Upacara Sakral Tawur Panca Wali Krama di Lumajang
Beritajatim.com Jenis Media: Regional
Lumajang (beritajatim.com) – Ratusan umat Hindu Bali berkumpul di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, untuk mengikuti Upacara Tawur Panca Wali Krama yang diselenggarakan setiap 10 tahun sekali, Kamis (18/7/2024)
Upacara ini merupakan salah satu rangkaian ritual dan tradisi umat Hindu yang telah berlangsung sejak 8 Mei 2024 dan akan berakhir pada 4 Agustus 2024 mendatang.
Suasana khidmat menyelimuti jalannya prosesi upacara. Umat Hindu dengan penuh pengabdian mengikuti prosesi, diawali dengan penyambutan tokoh agama Hindu, diiringi alunan gamelan yang merdu, hingga memanjatkan doa bersama di dalam pura.
Menurut Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, seorang tokoh agama Hindu Bali, Upacara Panca Wali Krama pertama kali dilaksanakan pada tahun 1992 dan tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ketiga.
“Upacara ini dilaksanakan setiap 10 tahun sekali sebagai bentuk rasa syukur umat Hindu atas anugerah yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa,” jelas Tjokorda Oka.
Lebih lanjut, pria yang kerap diaapa Cok Ace tersebut menjelaskan bahwa makna spiritual dari Upacara Panca Wali Krama adalah untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan keselarasan alam semesta. Upacara ini juga menjadi momen untuk memperkuat persatuan dan kesatuan umat Hindu.
Dalam pelaksanaannya, Upacara Panca Wali Krama memiliki tingkatan yang berbeda. Untuk upacara tahunan, umat Hindu umumnya menyembelih 1 ekor kerbau. Sedangkan untuk upacara 5 tahunan, jumlah kerbau yang dikorbankan menjadi 3 ekor.
Puncaknya, pada Upacara Panca Wali Krama yang diadakan setiap 10 tahun sekali, seperti yang sedang berlangsung saat ini, sebanyak 13 ekor kerbau dikorbankan.”Upacara ini menjadi wujud nyata rasa terima kasih kami kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat yang telah diberikan”
“Sekarang adalah upacara Tawur Agung Panca Wali Krama. Kami di sini upacara ada 3 tingkatan yang sudah kami lakukan cirinya upacara setiap satu tahun sekali, kita korban kerbau satu. Upacara setiap 5 tahun sekali, kita menggunakan sarana kerbau 3, saat ini upacara kita lakukan sampai 4 Agustus menggunakan kerbau 13” pungkas Tjokorda Oka.
Upacara Tawur Panca Wali Krama tidak hanya menjadi tradisi religius yang sakral bagi umat Hindu, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang patut dilestarikan.
Perpaduan ritual keagamaan dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam upacara ini menjadikannya sebuah kekayaan budaya bangsa yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus.
Lumajang (beritajatim.com) – Ratusan umat Hindu Bali berkumpul di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, untuk mengikuti Upacara Tawur Panca Wali Krama yang diselenggarakan setiap 10 tahun sekali, Kamis (18/7/2024).
Upacara ini merupakan salah satu rangkaian ritual dan tradisi umat Hindu yang telah berlangsung sejak 8 Mei 2024 dan akan berakhir pada 4 Agustus 2024 mendatang.
Suasana khidmat menyelimuti jalannya prosesi upacara. Umat Hindu dengan penuh pengabdian mengikuti prosesi, diawali dengan penyambutan tokoh agama Hindu, diiringi alunan gamelan yang merdu, hingga memanjatkan doa bersama di dalam pura.
Menurut Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, seorang tokoh agama Hindu Bali, Upacara Panca Wali Krama pertama kali dilaksanakan pada tahun 1992 dan tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ketiga.
“Upacara ini dilaksanakan setiap 10 tahun sekali sebagai bentuk rasa syukur umat Hindu atas anugerah yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa,” jelas Tjokorda Oka.
Lebih lanjut, pria yang kerap diaapa Cok Ace tersebut menjelaskan bahwa makna spiritual dari Upacara Panca Wali Krama adalah untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan keselarasan alam semesta. Upacara ini juga menjadi momen untuk memperkuat persatuan dan kesatuan umat Hindu.
Dalam pelaksanaannya, Upacara Panca Wali Krama memiliki tingkatan yang berbeda. Untuk upacara tahunan, umat Hindu umumnya menyembelih 1 ekor kerbau. Sedangkan untuk upacara 5 tahunan, jumlah kerbau yang dikorbankan menjadi 3 ekor.
Puncaknya, pada Upacara Panca Wali Krama yang diadakan setiap 10 tahun sekali, seperti yang sedang berlangsung saat ini, sebanyak 13 ekor kerbau dikorbankan.”Upacara ini menjadi wujud nyata rasa terima kasih kami kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat yang telah diberikan”
“Sekarang adalah upacara Tawur Agung Panca Wali Krama. Kami di sini upacara ada 3 tingkatan yang sudah kami lakukan cirinya upacara setiap satu tahun sekali, kita korban kerbau satu. Upacara setiap 5 tahun sekali, kita menggunakan sarana kerbau 3, saat ini upacara kita lakukan sampai 4 Agustus menggunakan kerbau 13” pungkas Tjokorda Oka.
Upacara Tawur Panca Wali Krama tidak hanya menjadi tradisi religius yang sakral bagi umat Hindu, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang patut dilestarikan.
Perpaduan ritual keagamaan dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam upacara ini menjadikannya sebuah kekayaan budaya bangsa yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus. [vid/aje]
Sentimen: positif (93.8%)