Pavel Durov Ditangkap di Prancis, Telegram Akhirnya Buka Suara
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Telegram buka suara soal penangkapan bosnya Pavel Durov. Platform pesaing WhatsApp membantah tuduhan yang dialamatkan pada pria 39 tahun itu.
Dalam keterangan yang diunggah di kanal Telegram News, pihak perusahaan memastikan mematuhi aturan layanan digital yang ada di Uni Eropa. Mereka juga terus melakukan peningkatan pada standarnya.
Telegram juga mengatakan Durov tidak menyembunyikan apapun. Dia disebut sering berpergian ke Eropa. Menurut Telegram, tidak masuk akal meminta pertanggungjawaban penyalahgunaan platform pada pihak aplikasi maupun pemiliknya. Mereka menambahkan tengah menunggu penyelesaian segera terkait hal ini.
Berikut pernyataan lengkap Telegram, yang dikutip Senin (26/8/2024).
"Telegram mematuhi hukum di Uni Eropa, termasuk aturan layanan digital-yang moderasinya sesuai dengan standar industri dan terus ditingkatkan. CEO Telegram Pavel Durov tidak menyembunyikan apapun dan sering pergi ke Eropa. Tidak masuk akal mengklaim platform atau pemiliknya bertanggung jawab untuk penyalahgunaan platform tersebut."
Telegram kemudian menambahkan bahwa mereka siap bekerja sama dengan otoritas setempat.
"Hampir satu miliar pengguna secara global menggunakan Telegram untuk berkomunikasi dan sumber informasi penting. Kami menunggu penyelesaian segera masalah ini. Telegram bersama Anda."
Durov dilaporkan ditangkap di Bandara Bourger, luar Paris, pada Sabtu malam waktu setempat (24/8/2024). Laporan dari media Prancis TF1 TV dan BFM TV mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
TF1 menjelaskan Durov telah menjadi sasaran dari surat perintah penangkapan dan diincar untuk penyelidikan. Fokusnya adalah terkait kurangnya moderasi dan menganggap kemungkinan aktivitas kriminal berlanjut di Telegram.
(dem/dem)
Sentimen: negatif (57.1%)