Sentimen
Positif (66%)
25 Agu 2024 : 10.06
Informasi Tambahan

Hewan: Monyet

Partai Terkait

WHO Ungkap Wabah Mpox 'Cacar Monyet' Bisa Dihentikan dan Dikendalikan, Asal...

Detik.com Detik.com Jenis Media: Kesehatan

25 Agu 2024 : 10.06
Jakarta -

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut wabah Mpox atau cacar monyet yang merebak, khususnya di Afrika bisa dihentikan dan dikendalikan. Asalkan hal ini diperlukan tindakan bersama antara lembaga internasional dan mitra nasional maupun lokal, masyarakat sipil, peneliti, produsen, serta negara-negara anggota.

"Wabah mpox baru ini dapat dikendalikan dan dihentikan," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pengarahan anggota WHO, badan PBB, dikutip Anadolu.

Hingga saat ini, WHO menerima laporan lebih dari 100.000 kasus Mpox sejak wabah global dimulai pada 2022.

Afrika menjadi wilayah yang paling terdampak dengan peningkatan kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya, dipicu oleh strain Mpox baru Clade 1b.

Tedros mengungkapkan, 90 persen kasus yang dilaporkan pada 2024 berpusat di Republik Demokratik Kongo. Tahun ini saja, telah ada lebih dari 16.000 dugaan kasus dengan 575 kematian.

Tedros mengatakan bahwa bulan lalu, kasus-kasus strain virus Clade 1b dilaporkan tidak hanya dari Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, yang bertetangga dengan Kongo, tetapi juga dari Thailand dan Swedia, dua negara yang sebelumnya tidak pernah mencatatkan kasus Mpox varian baru.

WHO bersama mitra internasional dan regional telah mengembangkan Rencana Strategis Kesiapsiagaan dan Respons Global untuk menghentikan wabah ini.

Tedros menjelaskan bahwa rencana ini berfokus pada penerapan strategi pengawasan dan respons yang komprehensif, penelitian lebih lanjut, akses yang adil terhadap langkah-langkah medis, serta upaya pemberdayaan komunitas dalam pencegahan dan pengendalian wabah.

"WHO bekerja sama dengan berbagai mitra di tingkat internasional, regional, nasional, dan lokal untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respon terhadap virus ini," tambahnya.

Tedros juga menyebut bahwa Kantor Regional WHO untuk Afrika akan memimpin koordinasi upaya respons di wilayah tersebut, bekerja sama dengan CDC Afrika yang berbasis di Ethiopia.


(suc/suc)

Sentimen: positif (66%)