Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Kairo
Tokoh Terkait
Media Israel Bongkar Alasan Gencatan Senjata Gaza Ditorpedo Netanyahu
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Media Israel Haaretz membuat tulisan khusus soal gencatan senjata di Gaza. Bahkan tajuk rencana dimuat salah satu editornya dalam artikel berjudul "Netanyahu's War Goal Is Not the Hostages' Return. It's the Occupation of Gaza".
Dikatakan bagaimana sebenarnya Netanyahu memang tidak ingin melakukan gencatan senjata dan sengaja "men-torpedo-nya". Karena pada akhirnya, menurut redaksi laman tersebut, tujuan akhir Netanyahu adalah pendudukan berkepanjangan di Jalur Gaza.
Menurutnya ini terlihat dari keinginan Netanyahu untuk tetap mempertahankan kendali Israel atas "aset pertahanan dan strategis" yakni koridor Philadelphia dan Netzarim. Keduanya akan hilang, jika Israel setuju dengan gencatan senjata yang dibahas.
Desakan publik atas pembebasan sandera juga tidak dianggap. Sejak awal, muatnya, Netanyahu sudah mengatakan pendudukan Gaza yang berkepanjangan sebagai tujuan dengan selalu menyebut "kontrol keamanan Israel".
"Pengendalian rute Philadephi dan koridor keamanan di sepanjang perbatasan memungkinkan Israel untuk mengepung perbatasan darat Gaza dan mengisolasinya dari Mesir," muatnya, dikutip Jumat (23/8/2024).
"Pengendalian rute jalan Netzarim dalam praktiknya membagi Gaza utara, tempat beberapa warga Palestina tetap tinggal dengan rumah dan infrastruktur yang hancur, dari bagian selatan daerah kantong pantai, yang dipenuhi pengungsi dari seluruh Jalur Gaza," tambahnya.
Menurutnya editor Haaretz, jika keduanya sudah didapat, pengaturan jangka panjang "hari berikutnya" pun sudah disusun. Israel akan menguasai Jalur Gaza utara dan mengusir 300.000 warga Palestina yang masih ada di sana.
"Mayjen (purn.) Giora Eiland, ideolog perang, mengusulkan untuk membuat mereka mati kelaparan, atau mengasingkan mereka, sebagai cara untuk mengalahkan Hamas," tambahnya menyebut seorang tokoh militer Yahudi.
"Kaum kanan Israel membayangkan pemukiman Yahudi di daerah tersebut, dengan potensi real estat yang luas dengan topografi yang nyaman, pemandangan laut, dan kedekatan dengan Israel tengah," ujarnya lagi.
Namun memang, dikatakannya Netanyahu tahu benar untuk menguasai wilayah itu, semua hal tak bisa cepat. Pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerussalem Timur memakan waktu 57 tahun.
"Tidak ada kota Yahudi yang langsung dibangun di Gaza esok. Tetapi, kemajuan akan dicapai hektar demi hektar, rumah mobil demi rumah mobil, pos terdepan demi pos terdepan- seperti di Hebron, Elon Moreh, dan Gilad Farm," ujarnya.
Menurutnya hanya jalur Gaza selatan yang akan diserahkan ke Hamas. Di mana kelompok itu akan mengurusnya dengan "kemiskinan" karena kepungan dari Israel yang masih terus terjadi.
Seolah melihat Netanyahu hanya memainkan waktu, ia juga mengatakan suatu saat masyarakat internasional akan kehilangan minat pada wilayah itu. Sudah hukumnya global beralih dari satu krisis ke krisis lain.
"Netanyahu yakin dengan pasti bahwa, setelah pemilihan AS, pengaruh demonstran pro-Palestina pada politik Amerika akan berkurang, bahkan jika Wakil Presiden Kamala Harris menang," ujarnya.
"Jangan bingung: pendudukan adalah tujuan yang diperjuangkan Netanyahu, bahkan dengan mengorbankan para sandera yang tersisa, dan dengan risiko perang regional," tutupnya.
Tajuk rencana itu muncul saat keluarga tawanan Israel yang ditahan di Gaza mengkritik penanganan Netanyahu atas perundingan gencatan senjata. Mereka mengatakan tanggung jawab penuh dan langsung atas nasib perundingan ada di tangan Netanyahu.
Di sisi lain, perundingan gencatan senjata fase terbaru juga akan dilakukan akhir pekan ini di Kairo, Mesir. Dalam pemberitaan sebelumnya, sejumlah pejabat negara Arab yang terlibat sempat mengungkap bahwa proposal terbaru AS saat ini, terlalu mengakomodir kepentingan Israel.
(sef/sef)
Sentimen: negatif (66.7%)