Surabaya (beritajatim.com) – Pelajar Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar acara KOPDARSUS (Kopi Darat Khusus) di The Light Box Cafe. Acara ini dihadiri oleh pelajar dari berbagai SMA/K Negeri dan Swasta di Surabaya.

Dion Marcellino, Ketua Pelajar Solidaritas Indonesia, menyampaikan kekecewaannya terhadap kepemimpinan saat ini yang dinilai tidak memahami tantangan zaman.

Menurutnya, pemimpin harus memahami Era Digital yang akan dihadapi oleh generasi milenial dan Gen Z. Sayangnya, tidak terlihat political will dari walikota saat ini dalam menghadapi tantangan zaman tersebut,

“Surabaya, sebagai kota metropolis, kalah dengan Solo yang memiliki Solo Techno Park. Di sana, Mas Gibran memberikan ruang bagi anak muda untuk mengembangkan potensi di bidang Cyber Security, Coding, Gamers, Marketplace, dan lainnya,”kata Dion di sebuah cafe di Surabaya, Sabtu (26/5/2024).

Dion menambahkan bahwa saat ini, transaksi menggunakan mata uang kripto sudah umum di seluruh dunia, namun kita masih harus menyelesaikan masalah UMKM.

Dalam Kopdarsus ini, PSI menampung aspirasi para pelajar, generasi Z, dan milenial yang merupakan pemegang suara terbanyak dalam DPT Pemilu (sekitar 52%).

PSI memutuskan untuk mendukung Bro Richard Handiwiyanto, SH.MH.MKN, seorang pengacara muda, maju dalam Pilkada Surabaya 2025. Bro Richard dianggap sebagai representasi dari anak muda yang profesional, intelektual, dan memahami situasi kekinian generasi Z dan milenial.

PSI juga mengusulkan agar Surabaya memiliki Surabaya Techno and Culture Centre sebagai wadah untuk meningkatkan kesiapan anak muda dalam dunia digital, Artificial Intelligence, blockchain, web3, serta kebudayaan. Hal ini bertujuan agar kita tidak kehilangan jati diri sebagai anak bangsa.

Hasil dari KOPDARSUS ini akan disosialisasikan kepada lingkungan PSI, partai politik, dan Bro Richard sebagai calon yang didukung. PSI berharap partai-partai mendengarkan suara dan aspirasi mereka, dan tidak hanya memandang mereka sebagai objek politik semata. (ted)