Sentimen
Negatif (99%)
25 Jul 2024 : 08.43
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Malang

Konstruksi Atap Gedung Taruna Nusantara Malang yang Ambruk Diduga Tak Sesuai Spek

25 Jul 2024 : 15.43 Views 2

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Regional

Malang (beritajatim.com)- Rangka atap baja ringan atau Galvalum yang ambruk milik proyek Gedung Sekolah Taruna Nusantara di Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, banyak menuai sorotan. Salah satu praktisi pemasangan rangka atap baja ringan, Didik Jazuli, menduga ada yang salah dalam proses pemasangan galvalum.

Kata Didik, Rabu (24/7/2024), melihat kondisi atap yang ambruk dan porak poranda sepert itu, pihaknya menilai pemasangannya tidak dilakukan oleh pekerja profesional yang sudah mengantongi sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

“Melihat kondisi galvalumnya yang berantakan, saya menduga cara pemasangannya kurang benar, asal pasang saja, saya tidak yakin pekerjanya bersertifikat,” ujar pengusaha yang sudah belasan tahun berkecimpung sebagai aplikator rangka atap galvalum, Kamis (25/7/2024) pagi.

Ia menjelaskan, di Malang masih banyak pekerja yang belum mengikuti sertifikasi, khususnya yang mengerjakan pemasangan rangka atap di sekolah-sekolah. Seharusnya pekerja yang belum bersertifikat tidak boleh mengerjakan proyek pemerintah.

“Pekerja yang melakukan pemasangan di sekolah-sekolah banyak yang tidak bersertifikat, ini masalah, karena melanggar juklak, sehingga tidak dapat dipertanggung jawabkan, APH harusnya turun, karena ini termasuk pelanggaran hukum,” tegasnya.

Satu contoh kasus di SMPN 2 Wonosari Kabupaten Malang yang ambruk beberapa tahun lalu, padahal baru beberapa bulan dibangun. Setelah dilakukan penyelidikan oleh polisi, ternyata pekerjanya tidak memiliki sertifikat.

Kejadian di Sekolah Taruna Nusantara tersebut, harusnya mendapatkan atensi serius agar segera dapat diketahui, itu bencana alam atau human error.

Sementara oleh sebagian pihak kejadian tersebut dianggap bencana alam, yakni disebabkan terpaan angin kencang. Namun menurutnya, hal tersebut masih merupakan asumsi, belum bisa dijadikan alasan yang signifikan, jika dilihat dari kondisi kerusakan yang berserakan tersebut.

“Mungkin benar, ambruknya karena angin kencang, namun jika pemasangannya dilakukan sesuai petunjuk yang benar, tidak mungkin materialnya berantakan berkeping-keping seperti itu,” ungkap Didik.

Didik membeberkan, banyak hal yang harus diperhatikan tentang teknik pemasangan rangka atap galvalum. Sebelum memasang kanal C (usuk) terlebih dahulu dipasang sepatu (penyangga) keliling yang ditempelkan di ring cor, guna dijadikan tumpuan saat pemasangan kuda-kuda. Lalu jarak kuda-kuda sekitar 80-90 cm jika ketebalan galvalum 0.75 mm, penggunaan baut juga harus dobel kanan kiri.

“Intinya, pemasangan rangka atap galvalum jangan keluar dari pakem. Karena jika tidak sesuai pakem, maka pabrik tidak bertanggung jawab, dan garansi 10 tahun tidak dapat diklaim ,” pungkasnya. [yog/aje]

Sentimen: negatif (99.9%)