Sentimen
Positif (47%)
17 Agu 2024 : 14.05
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Pontianak

Tokoh Terkait

Makna Wastra Corak Insang yang Dikenakan Wapres Ma’ruf Amin Saat Upacara HUT Ke-79 RI Regional 17 Agustus 2024

17 Agu 2024 : 21.05 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Makna Wastra Corak Insang yang Dikenakan Wapres Ma’ruf Amin Saat Upacara HUT Ke-79 RI Tim Redaksi PONTIANAK, KOMPAS.com - Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin dan istrinya Wury Ma'ruf Amin menghadiri upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu (17/8/2024). Wapres dan rombongan tiba di Istana Merdeka pada pukul 09.22 WIB. Turun dari mobil dengan pelat RI-2, Ma’ruf dan istri kompak mengenakan pakaian adat Melayu Pontianak Kalimantan Barat (Kalbar) dengan wastra corak insang . Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kalbar Windy Prihastari menuturkan, wastra corak insang merupakan tenunan tradisional masyarakat Melayu Kota Pontianak yang dikenal pada masa Kesultanan Kadriah pada saat pemerintahan Sultan Syarif Abdurrahman Al Qadrie tahun 1771 hingga sekarang. “Corak insang mulanya digunakan oleh para kaum bangsawan di Istana Kadriah,” kata Windy dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/8/2024). Windy menerangkan, tenun corak insang memiliki fungsi sebagai penunjuk identitas status sosial bagi satu keluarga atau kelompok dalam kehidupan bermasyarakat maupun pertemuan antar-kerajaan serta sebagai tolak ukur keterampilan anak pingit dan anak gadis pada masa lampau. “Penggunaan tenun corak insang pada zamannya juga berfungsi sebagai barang persembahan atau cindera mata kepada raja, terutama pada hari keputraan atau ulang tahun,” ucap Windy. Selain itu, sebagai barang hantaran atau pengiring pengantin dan antar sirih pinang pada upacara pernikahan serta upacara-upacara tradisional lainnya. Dalam upacara pernikahan di Kota Pontianak, kain tenun corak insang digunakan sebagai pelengkap pada kain telok belangga yang dikenakan oleh kaum laki-laki, sedangkan bagi kaum permpuan digunakan sebagai baju kurung. Kain corak insan juga menggambarkan peradaban masyarakat Pontianak yang pada waktu itu bermukim di sepanjang Sungai Kapuas. “Kain Corak Insang merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat Pontianak yang dominan berhubungan dengan Sungai Kapuas,” ujar Windy. Windy mengungkapkan, filosofi yang terkandung dalam tenun corak jngsang adalah simbol dari napas, hidup, dan bergerak. Tenun corak insang merupakan ungkapan rasa cinta kepada alam dan lingkungan serta semangat keseharian yang bersifat dinamis. “Tenun ini ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia tahun 2017,” tutup Windy. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (47.1%)