Jember (beritajatim.com) – Kekeringan melanda Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Warga harus menempuh perjalanan 1,5 kilomter demi mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.

“Sumber mata air mengecil dan sumur sumur warga mengering, sehingga warga mengalami kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari hari,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember Widodo Yulianto, Sabtu (27/7/2024).

Berdasarkan pantauan BPBD, ada 75 keluarga di tiga lokasi yang terdampak kekeringan. Sebanyak 40 keluarga di RT 01 dan 02 RW 10, Dusun Krajan; 15 keluarga di RT 01 RW 07, Dusun Krajan; dan 20 keluarga di RT 01 RW 14 Dusun Curah Lembu.

BPBD Jember pun bergerak mendistribusikan bantuan tandon di tiga lokasi itu masing-masing bervolume 1.200 liter. Rencananya tandon itu akan digunakan untuk menampung suplai air bersih yang diupayakan Pemerintah Kabupaten Jember.

Data dalam naskah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Jember 2024-2045 menunjukkan, jumlah bencana kekeringan di Jember fluktuatif. Tercatat pada 2019 terjadi 39 kali bencana kekeringan. Berkebalikan dengan 2021 yang tidak ada sama sekali bencana kekeringan.

Namun kendati mengalami kekeringan, ternyata Kalisat bukan kecamatan yang dicatat sebagai daerah yang rawan kekeringan dalam RPJPD. Sejumlah kecamatan yang dianggap rawan mengalami bencana kekeringan setiap tahun, adalah Kecamatan Patrang, Jelbuk, Arjasa, Bangsalsari, Tanggul, Sumberbaru, Panti, Sumbersari, Tempurejo, Pakusari dan Silo. [wir]