Sentimen
Positif (99%)
27 Jul 2024 : 21.52
Informasi Tambahan

Grup Musik: iKON

Kab/Kota: Yogyakarta

Wisatawan Ramai-ramai Kirim Surat dan Kartu Pos ke Disbud Jogja, Ada Apa?

28 Jul 2024 : 04.52 Views 3

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Regional

Yogyakarta (beritajatim.com) – Perubahan wajah kawasan Malioboro pasca penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) beberapa tahun terakhir nampaknya mengundang kekaguman masyarakat dan wisatawan. Pengalaman yang berkesan selama berada di ikon Kota Yogyakarta dituangkan dalam surat dan kartu pos.

Puluhan surat dan kartu pos tersebut dikirim ke Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogyakarta. Tak hanya warga sekitar Kota Yogyakarta saja, namun surat dan kartu pos tersebut juga dikirim dari wisatawan dari luar Kota Yogjakarta. Seperti dari Jakarta dan kota besar lainnya di Indonesia.

Pengirim pesan, Juan mengatakan, ia sering kali membawa rombongan dari Jakarta ke Kota Yogjakarta. “Setiap bawa rombongan ke Jogja, selalu minta ke Malioboro. Bangga dengan Malioboro yang selalu bersolek secara dinamis. Tetap memegang teguh nilai-nilai luhur Kota Yogya lintas generasi. Tabik !,” ujar warga Jakarta ini.

Hal senada disampaikan pengirim surat lainnya. “Bagiku, nama Malioboro menjadi tempat yang paling iconic untuk Yogyakarta. Banyak cerita terekam di sepanjang sudut indahnya. Meskipun wajah Malioboro selalu bertransformasi, tetapi rasa yang sama selalu menggetarkan hati. Hiduplah selalu Malioboro. Dalam Kota Jogja dalam hati kita,” katanya.

Pengirim kartu pos, Na mengungkapkan rasa kagumnya dengan Kota Yogjakarta. “Hi, Malioboro. Apa kabarmu hari ini ? Terimakasih sudah menemaniku dari jaman SD. Kamu selalu jadi penghibur disaat suntuk meski cuman sekedar ngukur jalan. Tetaplah menjadi ruang yang dirindukan dan menyenangkan untuk semua. I love you full Malioboro,” tulisnya.

Sementara itu, Kepala Disbud Kota Yogjakarta, Yetti Martanti mengaku, cukup terkejut dengan banyaknya surat dan kartu pos ke Disbud Kota Yogjakarta. Ia menyampaikan terimakasih pada warga yang sudah mengapresiasi penataan Malioboro sebagai kawasan Sumbu Filosofi.

“Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda oleh UNESCO, penataan Malioboro memang perlu dilakukan, termasuk pedagang yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Malioboro. Kami terus berbenah untuk Malioboro untuk meningkatkan pelayanan yang terbaik tentunya hal ini di butuhkan doa dan dukungan Masyarakat semua,” tegasnya. [tin/kun]

Sentimen: positif (99.6%)