Sentimen
13 Agu 2024 : 17.01
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Manggarai, Matraman, Kampung Bali
Kasus: kebakaran
Tokoh Terkait
2 Pemilik Rumah yang Jadi Sumber Api di Manggarai Disebut Kabur Tanpa Beri Tahu Warga Soal Kebakaran Megapolitan
14 Agu 2024 : 00.01
Views 2
Kompas.com Jenis Media: Metropolitan
Pemilik Rumah yang Jadi Sumber Api di Manggarai Disebut Kabur Tanpa Beri Tahu Warga Soal Kebakaran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com -
Iskandar (60), salah seorang korban kebakaran di Kampung Bali Matraman, Manggarai, Jakarta Selatan, menyesali sikap pemilik rumah yang diduga menjadi tempat pertama munculnya api.
Sebab, tetangganya itu tidak memberi tahu warga bahwa rumahnya kebakaran dan malah melarikan diri.
Iskandar menjelaskan, api pertama kali muncul dari sebelah gang rumahnya. Dia dan beberapa warga lain sempat berusaha memadamkan api, tetapi api terlanjur besar.
"Dari rumah warga, jadi api, memang orang itu informasinya udah sering lalai. Selalu dibantu sama masyarakat, cuma mungkin hari ini bingung, apa dia malu apa bagaimana, begitu kebakaran, informasinya langsung ditinggal," kata Iskandar ketika ditemui di rumahnya yang telah terbakar, Selasa (13/8/2024).
Ketika itu, kata Iskandar, dia belum terlelap sebab ada urusan yang mesti diselesaikan. Dia keluar rumah dan melihat api sudah di atas genteng rumah warga lainnya.
Ia menduga, api semula berasal dari salah satu rumah warga yang enggan meminta pertolongan kepada warga lainnya. Api kemudian membesar dan melalap rumah lainnya.
Iskandar bilang, sang pemilik rumah mungkin malu meminta tolong sebab beberapa kali kebakaran pernah hampir terjadi karena kelalaian si pemilik rumah.
"Akhirnya karena sering begitu, mungkin dia malu, informasinya begitu kebakaran ditinggal. Makanya masyarakat bantu, itu asap sudah banyak tetapi api sudah di atas genteng," imbuh dia. Iskandar bilang, pemilik rumah kemudian lari meninggalkan lokasi kejadian dan belum juga kembali hingga pukul 11.25 WIB, Selasa (13/8/2024). Hal serupa juga disebut oleh Andri (47), salah seorang warga RT 04/06. Ia saat itu sedang mengurus perayaan 17 Agustus ketika melihat asap di kampung tersebut. "Itu jam 02.00 WIB, saya lihat ada asap. Pas saya lihat asap, ada bunyi sibuk dari dalam rumah. Mereka nyiram sendiri di dalam rumah, enggak minta pertolongan," ujar Andri ketika ditemui di Kampung Bali Matraman, Selasa (13/8/2024). Setelahnya, ia berusaha menolong rumah tersebut menggunakan APAR yang ada di rumah RT. Tidak lama setelah itu, api mulai merambat ke belakang gedung rumah tersebut. Sebagian besar rumah di RW 06 dan 12 akhirnya ludes terbakar. Warga lain bernama Nenih (50) juga menyebut hal serupa. Dia pertama kali menyaksikan asap membubung dari sebuah rumah hingga api membesar di atas gedung rumah. Tetapi pemilik rumah justru menutup pintu. "Cuma dari salah satu rumah, enggak tahu kebakar apa cuma disiram pakai air aja, tahu-tahunya kena naik ke atas, terus merembet ke yang lain, kena listrik, dekat tiang listrik. Pas api sudah gede, pintu rumahnya malah ditutup. Dia panik, takut disalahin orang," kata Nenih saat ditemui di Depan Stasiun KAI Bandara Manggarai. Diberitakan sebelumnya, terjadi kebakaran di permukiman padat penduduk di Kampung Bali Matraman, Manggarai, Jakarta Selatan. Kebakaran terjadi pada Selasa (13/8/2024) sekitar pukul 02.30 WIB dan baru berhasil dipadamkan pukul 06.47 WIB. Titik api berasal dari rumah warga di wilayah RW 06 dan merambah ke dua RW lainnya, yakni RW 05 dan RW 12. Pemadaman api sempat terkendala karena akses jalan yang sempit. "Akses (untuk pemadam) susah masuk, makanya susah buat masuk ke daerah yang terbakar, sudah gitu air kehabisan," ucap Eki (25), salah seorang warga, saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Selasa. Oleh sebab itu, warga ikut turun tangan membantu pemadaman api agar tidak semakin membesar. Warga secara estafet mengambil air dari rumah dan masjid. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
"Akhirnya karena sering begitu, mungkin dia malu, informasinya begitu kebakaran ditinggal. Makanya masyarakat bantu, itu asap sudah banyak tetapi api sudah di atas genteng," imbuh dia. Iskandar bilang, pemilik rumah kemudian lari meninggalkan lokasi kejadian dan belum juga kembali hingga pukul 11.25 WIB, Selasa (13/8/2024). Hal serupa juga disebut oleh Andri (47), salah seorang warga RT 04/06. Ia saat itu sedang mengurus perayaan 17 Agustus ketika melihat asap di kampung tersebut. "Itu jam 02.00 WIB, saya lihat ada asap. Pas saya lihat asap, ada bunyi sibuk dari dalam rumah. Mereka nyiram sendiri di dalam rumah, enggak minta pertolongan," ujar Andri ketika ditemui di Kampung Bali Matraman, Selasa (13/8/2024). Setelahnya, ia berusaha menolong rumah tersebut menggunakan APAR yang ada di rumah RT. Tidak lama setelah itu, api mulai merambat ke belakang gedung rumah tersebut. Sebagian besar rumah di RW 06 dan 12 akhirnya ludes terbakar. Warga lain bernama Nenih (50) juga menyebut hal serupa. Dia pertama kali menyaksikan asap membubung dari sebuah rumah hingga api membesar di atas gedung rumah. Tetapi pemilik rumah justru menutup pintu. "Cuma dari salah satu rumah, enggak tahu kebakar apa cuma disiram pakai air aja, tahu-tahunya kena naik ke atas, terus merembet ke yang lain, kena listrik, dekat tiang listrik. Pas api sudah gede, pintu rumahnya malah ditutup. Dia panik, takut disalahin orang," kata Nenih saat ditemui di Depan Stasiun KAI Bandara Manggarai. Diberitakan sebelumnya, terjadi kebakaran di permukiman padat penduduk di Kampung Bali Matraman, Manggarai, Jakarta Selatan. Kebakaran terjadi pada Selasa (13/8/2024) sekitar pukul 02.30 WIB dan baru berhasil dipadamkan pukul 06.47 WIB. Titik api berasal dari rumah warga di wilayah RW 06 dan merambah ke dua RW lainnya, yakni RW 05 dan RW 12. Pemadaman api sempat terkendala karena akses jalan yang sempit. "Akses (untuk pemadam) susah masuk, makanya susah buat masuk ke daerah yang terbakar, sudah gitu air kehabisan," ucap Eki (25), salah seorang warga, saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Selasa. Oleh sebab itu, warga ikut turun tangan membantu pemadaman api agar tidak semakin membesar. Warga secara estafet mengambil air dari rumah dan masjid. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (100%)