Sentimen
Negatif (93%)
29 Jul 2024 : 08.14
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Blitar

Miris! Luas Lahan Pertanian di Blitar Terus Menyusut, Tinggal 988 Hektar

29 Jul 2024 : 15.14 Views 3

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Regional

Blitar (beritajatim.com) – Luas lahan pertanian di Kota Blitar dari tahun ke tahun terus menyusut. Saat ini luas lahan hijau di Bumi Bung Karno hanya tersisa 988 hektar saja. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, utamanya untuk ketahanan pangan.

Bertambahnya populasi penduduk secara otomatis juga menambah jumlah bangunan yang tumbuh di Kota Blitar. Kondisi itu tentu membuat lahan hijau di Bumi Bung Karno banyak yang beralih fungsi dari pertanian menjadi perumahan atau perkampungan.

Jika kondisi ini terus berlangsung maka lahan pertanian di Kota Blitar bisa habis. Imbasnya tentu pemenuhan kebutuhan pangan Kota Blitar bakal bergantung pada daerah lain.

Melihat kondisi tersebut, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar tidak tinggal diam. DKPP Kota Blitar pun berencana untuk menerapkan pertanian berbasis ruang. Konsep yang ingin dibangun adalah warga tetap bisa bertani dengan memanfaat ruang-ruang kecil yang tersisa.

“Kami tengah menguji coba pertanian berbasis ruang dengan memanfaatkan ruang yang bisa ditanami dengan tanaman pangan maupun hortikultura,” kata Dewi Masitoh, Kepala DKPP Kota Blitar, Senin (29/7/2024).

Lahan pertanian yang ada di Kota Blitar saat ini memang terbilang sempit jika bandingkan dengan luasan wilayah Bumi Bung Karno. Kota Blitar sendiri memiliki luas 32 Km persegi atau 3200 hektar.

Data yang dimiliki Pemerintah Kota Blitar pengurangan luasan lahan pertanian di wilayahnya rata-rata mencapai 10 hektar per tahun. Pengurangan lahan pertanian ini berjalan lurus dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk serta industri yang berkembang di masyarakat.

Selain menghadapi masalah tersebut, Pemerintah Kota Blitar juga dihadapkan pada permasalahan penurunan kualitas tanah. Penggunaan pupuk kimia berlebih menjadi penyebab utama terjadinya degradasi tanah.

“Iya, ini kami masifkan untuk pengembangan pupuk organik. Tujuannya, tentu tercipta kemandirian petani agar tidak bergantung pupuk kimia dan mengembalikan struktur tanah yang mengalami degradasi,”

Dengan pemanfaatan ruang dan masifnya sosialisasi penggunaan pupuk organik, DKPP Kota Blitar berharap pertanian di Bumi Bung Karno tetap bisa bertahan di tengah ancaman tersebut. Masyarakat pun juga diminta aktif dalam upaya pengembalian kualitas tanah ini.

“Ketika pupuk kimia dikurangi, manfaatnya luar biasa untuk mengurangi degradasi tanah, juga terciptanya kemandirian pupuk,” pungkasnya. [owi/aje]

Sentimen: negatif (93.4%)