Sentimen
Negatif (99%)
14 Agu 2024 : 14.30
Tokoh Terkait

Eropa Ultimatum Elon Musk soal Wawancara Donald Trump

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno

14 Agu 2024 : 14.30

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Eropa memberikan peringatan keras kepada pemilik platform X Elon Musk dan CEO Linda Yaccarino. Media sosial itu terancam menghadapi penalti dan pembatasan di Eropa jika tidak segera bertindak melawan penyebaran konten ilegal, termasuk kekerasan dan ujaran kebencian.

"Saya menulis kepada Anda dalam konteks insiden baru-baru ini di Inggris dan wawancara langsung di platform X antara Anda dengan kandidat presiden AS yang juga bisa diakses oleh masyarakat Uni Eropa," tulis komisioner untuk pasar internal Komisi Eropa Thierry Breton, dalam suratnya yang diunggah di X.

Lebih lanjut, Breton menegaskan bahwa pihaknya akan terus memonitor potensi risiko yang terjadi di Uni Eropa buntut maraknya konten ilegal di X. Ia meminta X untuk memastikan sistem moderasi konten dan memberikan laporan kepada Uni Eropa secara berkala.

Menanggapi peringatan tersebut, Yaccarino mengatakan Komisi Eropa mendiskriminasi warga Eropa. Ia mengatakan Komisi Eropa mengindikasikan masyarakatnya tak mampu mendengarkan percakapan dan membuat kesimpulan sendiri.

Breton mewanti-wanti ke Musk bahwa Uni Eropa telah menyiapkan 'toolbox' yang siap melindungi masyarakatnya dari bahaya nyata.

Dalam aturan Digital Services Act (DSA) yang berlaku di Eropa, X termasuk dalam kategori 'platform online sangat besar' dengan basis pengguna lebih dari 300 juta di seluruh dunia.


Dengan begitu, X wajib mematuhi aturan DSA jika masih mau beroperasi di kawasan Eropa dengan tentram.

Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Inggris yang diperburuk maraknya konten disinformasi di media sosial, termasuk X. Bahkan, Musk sempat me-repost salah satu teori kontroversial yang tak akurat di akun X personalnya. Musk juga terang-terangan menyebut perang saudara akan pecah di Inggris.

Otoritas Inggris menyebut omongan Musk tak berdasar. Ia juga dikecam oleh para pakar dan petinggi pemerintahan karena kerap membuat pernyataan sensasional yang memperburuk situasi geopolitik di beberapa negara.


(fab/fab)

Sentimen: negatif (99.2%)