Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Tesla
Kab/Kota: California, Los Angeles
Kasus: pembunuhan
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Elon Musk Tak Peduli Nasib Tesla, Lebih Pilih Donald Trump
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Elon Musk terang-terangan mendukung Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat (AS) 2024. Hal ini membuat banyak pihak terkejut, sebab Trump selama ini menentang industri mobil listrik (EV) yang didominasi Tesla, perusahaan milik Musk.
Trump juga kerap menyebut isu perubahan iklim sebagai hoaks belaka. Hal ini tak sejalan dengan nilai yang dipegang Tesla, yakni memberikan alternatif kendaraan ramah lingkungan untuk mereduksi dampak perubahan iklim.
Selama ini, Tesla mendapat banyak kemudahan dari pemerintahan Joe Biden. Antara lain pinjaman pemerintah, keringanan pajak, hingga regulasi kendaraan listrik lainnya yang berkontribusi pada pertumbuhan bisnis Tesla.
Pada Februari lalu, Tesla bersama dengan Lembaga Perlindungan Lingkungan AS (EPA), meminta pemerintahan Biden untuk memperketat aturan soal emisi kendaraan di California.
Beberapa bulan sebelumnya, Tesla melobi pemerintah untuk menetapkan regulasi yang melarang produksi mobil bensin baru pada 2035. Banyak yang menentang rencana aturan tersebut, termasuk Trump.
"Musk cenderung mengatakan dia memusuhi subsidi, padahal Tesla melahapnya seperti Godzilla yang lapar," kata Mike Murphy, ahli strategi Partai Republik yang menjalankan EV Politics Project, sebuah kelompok advokasi berbasis di Los Angeles yang mencari dukungan bipartisan untuk kendaraan listrik.
Orang-orang yang akrab dengan manajemen Musk di Tesla mengatakan kepada Reuters bahwa pendekatannya terhadap subsidi bersifat pragmatis, yaitu kesediaan untuk menerima uang publik jika dana tersebut memang ada untuk diambil.
Sikap Musk yang mengabaikan penolakan Partai Republik terhadap industri yang ia rintis, menandakan miliarder tersebut punya ambisi lebih besar di luar bisnisnya, dikutip dari Reuters, Selasa (13/8/2024).
"Tesla bukan tujuan akhir bagi Musk," kata Andrew Ward, profesor di Lehigh University.
Ia mengatakan Musk memiliki banyak lini bisnis lain, mulai dari perusahaan teknologi kecerdasan buatan (AI), eksplorasi luar angkasa, hingga neuroscience.
"Musk bisa mengorbankan kepentingan jangka pendek Tesla demi mencapai ambisi dan kepentingan pribadinya untuk jangka panjang," Ward menambahkan.
Musk dan Tesla tak merespons permintaan komentar dari Tesla. Juru bicara Trump juga tak merespons. Sementara Gedung Putih menolak berkomentar.
Trump dan Musk dulunya tak 'akrab'. Namun, sikap Musk berubah 180 derajat pasca upaya pembunuhan Trump beberapa saat lalu gagal. Musk mengatakan sepenuhnya mendukung Trump dan memberikan bantuan dana US$ 21 juta untuk melawan Demokrat.
Beberapa hari setelah mengumbar dukungan untuk Trump, Musk menjawab pertanyaan netizen di X soal pandangan Trump yang menolak industri EV.
"Semua akan baik-baik saja," begitu jawaban Musk.
Selanjutnya, Trump juga mengatakan bahwa ia terpaksa akan mendukung mobil listrik karena Musk mendukungnya. Namun, Trump menegaskan bahwa masyarakat harus tetap diberikan alternatif untuk membeli mobil berbahan bakar bensin.
Apapun tujuan akhir Musk, ia tak bisa menampik besarnya dukungan pemerintah yang dinakhodai rezim Demokrat selama ini bagi Tesla. Fasilitas manufaktur Tesla pertama di Fremont dibangun dengan pinjaman pemerintah melalui Kementerian Energi AS senilai US$ 465 juta. Pinjaman itu dikembalikan tiga tahun kemudia.
Baru-baru ini, Tesla meraup hampir $9 miliar sejak 2018 dengan menjual 'regalutory credit' menurut pengajuan sekuritas. Kredit tersebut diberikan pemerintah federal dan negara bagian kepada perusahaan yang melampaui peraturan emisi yang makin ketat. Kredit itu dapat dijual kepada produsen mobil lain yang tidak mampu mematuhinya.
"Tak akan ada Tesla tanpa otoritas penegak hukum California," kata pemerintah California Gavin Newson dalam konferensi tahun 2022.
(fab/fab)
Sentimen: positif (99.6%)