Produksi Migas 13.300 BOPD dari Blok Cepu
Detik.com Jenis Media: Ekonomi
Indonesia mendapatkan kado spesial pada peringatan hari kemerdekaannya tahun ini. Jelang 17 Agustus 2024, salah satu operator Blok Migas Cepu ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) berhasil melakukan produksi minyak perdana dari pemboran sumur infil clastic 2024 sebesar 13.300 BOPD.
Keberhasilan ini menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menumbuhkan optimisme bahwa potensi migas di Indonesia masih bisa diandalkan.
"Ini kedua kalinya saya berdiri di panggung ini. Pertama, bulan Maret lalu pada saat kita mulai kegiatan drilling. Ada enam program drilling di sini dan waktu itu kita menyampaikan bahwa kita harapkan bisa dihasilkan, bisa berbuah pada tahun ini," kata Arifin dalam keterangannya, Sabtu (10/8/2024).
Arifin pun memberikan apresiasi atas keberhasilan pemboran sumur pertama yang sudah bisa menghasilkan minyak 13.300 barel per hari ini. Arifin berharap sumur-sumur lainnya juga bisa memberikan kontribusi signifikan sekaligus memberikan dampak besar untuk produksi migas Indonesia.
"Hal ini bisa mendorong para pebisnis migas di Indonesia bahwa masih ada potensi meningkatkan produksi migas kita karena saat ini di sektor minyak ini Indonesia ini defisit," lanjut Arifin.
Pemerintah bersama SKK Migas berupaya untuk meningkatkan produksi sesuai target lifting migas 1 juta BOPD agar defisit minyak bumi dapat dikurangi. Arifin meminta upaya untuk peningkatan tidak hanya dari lapangan existing, tetapi juga adanya kegiatan seismik baru dan eksplorasi baru yang bisa mempercepat pendeteksian sumur-sumur baru.
Indonesia sendiri masih banyak memiliki potensi minyak. Seperti di Blok Cepu yang hari ini sudah menghasilkan 630 juta barel dan berpotensi menghasilkan 1 miliar baru.
"Harus segera dilakukan percepatan eksplorasi agar segera ada kepastian. Pemerintah memberikan dukungan bagi Exxon untuk melakukan kegiatan seismik dan eksplorasi baru di wilayah lain," tegas Arifin.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada kesempatan yang sama menyampaikan SKK Migas memberikan perhatian yang besar terhadap upaya menjaga produksi Lapangan Minyak Banyu Urip agar tetap optimal, mengingat Banyu Urip adalah kontributor nomor dua terbesar dengan kontribusinya yang mencapai sekitar 25% dari produksi nasional.
Dwi menambahkan bahwa produksi Lapangan Banyu Urip telah melampaui yang ditargetkan dalam plan of development (POD).
"Berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan oleh SKK Migas dan EMCL dalam menjaga kinerja lapangan, yaitu meningkatkan produksi dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung reservoir yang ada," kata Dwi.
Setelah keberhasilan pemboran sumur pertama, diharapkan pada kuartal IV-2024 akan onstream pemboran sumur kedua dan memberikan tambahan produksi hingga 9.300 BOPD.
Totalnya akan ada tujuh pemboran sumur ExxonMobil di Cepu dengan investasi mencapai US$ 203,5 juta atau setara Rp 3,25 triliun dan diperkirakan memberikan penambahan penerimaan negara sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 32 triliun. Potensi tambahan produksinya sebesar 42.92 MMSTB.
Upaya-upaya tersebut dapat menjembatani potensi Indonesia dalam mencapai target 1 MMBOPD dan 12 BSCFD pada dekade ini. Potensi-potensi ini terus kita gali, tentunya demi meraih cita-cita jangka panjang untuk kemandirian energi," tegas Dwi.
(hal/ara)Sentimen: positif (100%)