Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: New York
Tokoh Terkait
Elon Musk Ancam Pemilu AS, Usai Bikin Inggris Huru-Hara
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Klaim palsu dan menyesatkan tentang pemilu Amerika Serikat yang diposting Elon Musk ke X tahun ini hampir mencapai 1,2 miliar tampilan. Hal ini diketahui dari laporan analisis lembaga nirlaba Center for Countering Digital Hate.
Mereka mengidentifikasi 50 contoh tahun ini ketika Musk mengunggah klaim pemilu yang telah dibantah oleh pemeriksa fakta independen, tetapi tetap tersebar luas di aplikasi X.
Menurut laporan, tak satu pun dari 50 unggahan Musk yang menampilkan "Catatan Komunitas" untuk mengoreksi klaimnya atau menambahkan konteks, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas sistem pengecekan fakta berbasis pengguna milik X.
Musk merupakan pendukung mantan Presiden Donald Trump, dan laporan tersebut merupakan salah satu upaya pertama untuk mengukur cakupan pengaruhnya terhadap pemilu melalui kehadirannya di X.
Ini adalah kontes presiden pertama sejak Musk membeli aplikasi tersebut, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dan ia memiliki audiens terbesar dengan 193 juta pengikut.
"Apa yang dilakukan Musk telah menciptakan semacam tontonan bergaya Colosseum yang mendorong, memperkuat, dan menyebarkan disinformasi," kata Imran Ahmed, CEO Center for Countering Digital Hate, dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (9/8/2024).
Musk tampaknya menyebarkan lebih banyak informasi palsu pada hari Kamis. Situs berita Politics.co.uk melaporkan bahwa Musk membagikan artikel berita palsu tentang Inggris yang mempertimbangkan "kamp penahanan" di Kepulauan Falkland.
Postingan tersebut mendapat 1,8 juta tampilan sebelum Musk menghapusnya. X tidak menanggapi permintaan komentar.
Media sosial X menghadapi pemeriksaan lain yang terkait dengan pemilihan umum AS. Awal pekan ini, lima sekretaris negara bagian mengatakan X telah membagikan informasi pemilihan umum yang salah, di antaranya tentang batas waktu pemungutan suara, dan seorang anggota kongres New York telah meminta penyelidikan apakah X secara tidak benar mencegah pengguna mengikuti akun resmi Wakil Presiden Kamala Harris.
Musk dalam beberapa bulan terakhir makin rajin mengumbar retorika tentang isu-isu sosial seperti imigrasi dan hak-hak transgender, bertepatan dengan hubungannya yang menghangat dengan Trump.
Ia baru-baru ini juga mempertimbangkan politik Inggris, dengan meramalkan "perang saudara" di Inggris saat kerusuhan anti-imigran berkecamuk.
Ahmed, mengatakan ia khawatir melihat tidak ada satu pun unggahan Musk yang memuat misinformasi pemilu yang diberi label pemeriksaan fakta dari program Catatan Komunitas X.
Berdasarkan sistem tersebut, pengguna tertentu dapat mengusulkan penambahan koreksi atau konteks pada unggahan, dan jika cukup banyak pengguna X lainnya yang memberikan suara mendukung catatan yang diusulkan, catatan tersebut akan terlihat oleh semua orang.
"Elon Musk telah memberi tahu pengiklan, pemerintah, dan pihak lain bahwa Catatan Komunitas adalah solusinya untuk masalah disinformasi di X, tetapi jelas itu tidak berhasil karena kebohongannya tidak terlihat." pungkasnya.
(dem/dem)
Sentimen: negatif (72.7%)