Sentimen
Negatif (100%)
3 Agu 2024 : 09.40
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Washington

Kasus: pembunuhan

Tokoh Terkait
Lloyd Austin

Lloyd Austin

Ismail Haniyeh

Ismail Haniyeh

Ayatollah Ali Khamenei

Ayatollah Ali Khamenei

AS Kirim Jet Tempur dan Kapal Perang AL Tambahan ke Timur Tengah, Susul Kematian Ismail Haniyeh

3 Agu 2024 : 09.40 Views 2

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Militer AS akan mengerahkan jet tempur tambahan dan kapal perang Angkatan Laut ke Timur Tengah. Pentagon menegaskan informasi tersebut seiring munculnya ancaman dari Iran, Hamas, dan Hizbullah pasca kematian petinggi Hamas, Ismail Haniyeh.

Washington disebut tengah bersiap meningkatkan pertahanan untuk hadapi Iran, menepati janjinya menanggapi pembunuhan Haniyeh dua hari lalu, di Teheran.

Meninggalnya Haniyeh menandai salah satu dari serangkaian pembunuhan tokoh senior kelompok bersenjata Palestina, seiring genosida Israel Penjajah kian memburuk di Gaza.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin telah menyetujui pengiriman tambahan kapal penjelajah dan kapal perusak Angkatan Laut tersebut. Mesin senjata itu dikatakan dapat menembak jatuh rudal balistik ke Timur Tengah dan Eropa.

Selain itu, AS juga mengirimkan satu skuadron jet tempur tambahan ke Timur Tengah.

“Austin telah memerintahkan penyesuaian terhadap postur militer AS yang dirancang untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS, untuk meningkatkan dukungan bagi pertahanan Israel, dan untuk memastikan Amerika Serikat siap menanggapi berbagai kemungkinan,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Time of Israel, Sabtu, 3 Agustus 2024.

Situasi usai Kabar Kematian Ismail Haniyeh

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan Israel bahwa mereka akan membayar “harga yang mahal” atas kematian Haniyeh. Ia dilaporkan tengah memerintahkan serangan balasan terhadap Israel.

Jika hal ini terjadi, maka ini bukan kali pertama Iran mencoba menyerang Israel secara langsung. Bulan April 2024, sekitar 300 drone dan rudal diluncurkan ke Israel menyusul serangan Israel terhadap kompleks diplomatik Iran di Suriah, di mana perwira tinggi militer Iran tewas karenanya.

Bahkan pada saat itu, Iran secara adil mengumumkan pemberitahuan terlebih dahulu mengenai operasi tersebut sebagai upaya nyata mengurangi dampak buruknya.

Hal itu menjadi bukti yang menunjukkan para pemimpin puncak Ian sangat berhati-hati menghindari risiko perang meluas selama krisis. Alasannya, Iran tidak dapat keuntungan apa pun, dan justru alami banyak kerugian, jika terlibat dalam konfrontasi bersenjata dengan Israel.

Untuk itu, setiap pembalasan yang dilakukan Iran kemungkinan besar akan dilakukan secara terbatas alih-alih membabi buta.

Kemudian, tugas Hamas di Palestina kini hanya bertahan semampunya. Saat ini sayap militer kelompok tersebut sedang berjuang menghadapi serangan besar-besaran Israel di Gaza, sehingga tak ada tempat untuk berkabung dan merespons pembunuhan Haniyeh.

Dapat diasumsikan, Hamas akan menghentikan perundingan gencatan senjata dengan Israel, setidaknya untuk sementara, yang telah diakui oleh John Kirby, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih.

Meskipun AS menyalahkan Hamas atas kebuntuan ini, sejatinya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu lah yang tidak pernah tertarik pada gencatan senjata permanen. Netanyahu bahkan tak akan menyesal jika perundingan terhenti.

Akankah kematian Haniyeh berdampak serius terhadap Hamas? Jawabannya cenderung ke tidak.

Sepeninggal Haniyeh, Hamas tidak akan pernah kekurangan pejuang yang siap bergabung. Israel telah membunuh beberapa pemimpin senior Hamas di masa lalu.

Namun, sebagai kelompok, Hamas selamat dari pembunuhan ini karena mereka memiliki struktur kelembagaan yang telah dibangun selama bertahun-tahun sejak gerakan didirikan pada 1987.

Mereka sudah memperkuat pengaruhnya di Gaza selama 17 tahun kekuasaannya atas wilayah tersebut. Haniyeh akan segera digantikan, perang di Gaza akan terus berlanjut, dan Hamas akan bertahan. ***

Sentimen: negatif (100%)