Sentimen
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Jokowi hingga Kamala Harris Jadi Korban, Google Langsung Bertindak
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Google mulai bertindak soal banyaknya deepfake yang tersebar di platformnya. Terbaru, raksasa teknologi tersebut meluncurkan fitur keamanan online untuk mencegah penyebaran lebih luas.
Fitur akan memudahkan penghapusan video deepfake eksplisit dari Search. Video akan dicegah muncul dalam urutan teratas hasil penelusuran.
Setelah berhasil meminta penghapusan konten, sistem Google akan menyaring semua hasil eksplisit pada Search. Konten yang dihapus akan menyaring semua hasil yang serupa dan menghapus gambar duplikat apapun.
Manajer Produk Google, Emma Higham menjelaskan konsep yang sama berhasil mengatasi gambar non-konsensual lain. Upaya dilakukan dengan tujuan membuat pengguna bisa lebih tenang soal konten video palsu.
"Perlindungan ini telah terbukti berhasil mengatasi jenis gambar non-konsensual lain, dan kami membangun kemampuan yang sama pada gambar eksplisit palsu," kata Higham, dikutip dari The Verge, Kamis (1/8/2024).
"Upaya dirancang untuk memberikan ketenangan pikiran pada masyarakat, khususnya jika mereka khawatir dengan konten serupa yang akan bermunculan di masa depan," imbuhnya.
Upaya lain adalah menyesuaikan kueri Search. Dengan begitu akan menangani kueri berisiko lebih tinggi menampilkan konten palsu yang eksplisit lebih baik.
Dalam pembaruan sebelumnya, Google menjelaskan mengurangi paparan pada gambar eksplisit khusus mencari konten deepfake mencapai lebih dari 70%. Perusahaan juga telah berusaha membedakan konten eksplisit nyata dan palsu.
Video deepfake banyak tersebar. Dengan banyak korbannya adalah banyak tokoh dunia, termasuk presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dan wakil presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris.
Sempat beredar deepfake Joko Widodo tengah berpidato dengan bahasa Mandarin. Banyak orang yang tertipu, bahkan dari kelas terpelajar, menurut pengakuan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria.
Calon presiden AS dari Demokrat, Kamala Harris, juga kena serangan deepfake. Tersebar konten yang meniru suaranya dan seakan-akan menghina Presiden AS Joe Biden. Bahkan, deepfake tersebut turut dipopulerkan oleh miliarder Elon Musk.
Banyak pihak yang sudah menyuarakan kekhawatiran soal deepfake, terutama di masa pemilu. Pasalnya, deepfake yang berisi informasi sesat dapat menggiring opini publik, serta menyebabkan polarisasi dan intoleransi.
(fab/fab)
Sentimen: negatif (66.5%)