Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Grup Musik: APRIL
Kasus: pembunuhan
Tokoh Terkait
Bagaimana Nasib Palestina usai Petinggi Hamas Ismail Haniyeh Tewas Dibunuh Israel?
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional
PIKIRAN RAKYAT - Meskipun Israel Penjajah belum mengaku bertanggung jawab secara formal, diyakini bahwa operasi militer yang menewaskan petinggi politik Hamas, Ismail Haniyeh adalah ulah mereka. Kini, setelah Haniyeh meninggal dunia, apa yang akan terjadi selanjutnya pada Palestina?
Haniyeh sejatinya sudah menjadi perhatian Israel selama beberapa decade. Ia bahkan sempat hampir terbunuh oleh serangan Israel pada tahun 2003 silam. Namun, yang mengejutkan banyak pihak adalah lokasi dan momen pembunuhan Haniyeh di Teheran.
Pasalnya, Haniyeh dibunuh beberapa jam setelah dia menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian. Beberapa jam setelahnya, muncul banyak spekulasi mengenai dampak lebih luas perang hingga ke luar Gaza.
Pemerintahan AS, Joe Biden besar kemungkinan sedang merencanakan skenario terburuk, seperti rusaknya perundingan gencatan senjata, dan bertambahya titik konflik lain di kawasan itu, misalnya, wilayah perbatasan Israel-Lebanon.
Adapun bagi Iran, pembunuhan terhadap Haniyeh merupakan situasi sangat memalukan dan sekali lagi menunjukkan ketidakmampuan dinas keamanan Iran dalam mengamankan orang-orang penting.
Haniyeh diketahui sering bepergian ke Teheran, hingga bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei empat kali sejak November 2023 lalu. Namun di hari kematiannya, dia menjalani kesempatan khusus, selaku pejabat resmi di upacara pelantikan Pezeshkian dan tamu resmi Republik Islam.
Bagaimana Setelah Ini?Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan Israel bahwa mereka akan membayar “harga yang mahal” atas kematian Haniyeh. Ia dilaporkan tengah memerintahkan serangan balasan terhadap Israel.
Jika hal ini terjadi, maka ini bukan kali pertama Iran mencoba menyerang Israel secara langsung. Bulan April 2024, sekitar 300 drone dan rudal diluncurkan ke Israel menyusul serangan Israel terhadap kompleks diplomatik Iran di Suriah, di mana perwira tinggi militer Iran tewas karenanya.
Bahkan pada saat itu, Iran secara adil mengumumkan pemberitahuan terlebih dahulu mengenai operasi tersebut sebagai upaya nyata mengurangi dampak buruknya.
Hal itu menjadi bukti yang menunjukkan para pemimpin puncak Ian sangat berhati-hati menghindari risiko perang meluas selama krisis. Alasannya, Iran tidak dapat keuntungan apa pun, dan justru alami banyak kerugian, jika terlibat dalam konfrontasi bersenjata dengan Israel.
Untuk itu, setiap pembalasan yang dilakukan Iran kemungkinan besar akan dilakukan secara terbatas alih-alih membabi buta.
Kemudian, tugas Hamas di Palestina kini hanya bertahan semampunya. Saat ini sayap militer kelompok tersebut sedang berjuang menghadapi serangan besar-besaran Israel di Gaza, sehingga tak ada tempat untuk berkabung dan merespons pembunuhan Haniyeh.
Dapat diasumsikan, Hamas akan menghentikan perundingan gencatan senjata dengan Israel, setidaknya untuk sementara, yang telah diakui oleh John Kirby, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih.
Meskipun AS menyalahkan Hamas atas kebuntuan ini, sejatinya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu lah yang tidak pernah tertarik pada gencatan senjata permanen. Netanyahu bahkan tak akan menyesal jika perundingan terhenti.
Akankah kematian Haniyeh berdampak serius terhadap Hamas? Jawabannya cenderung ke tidak.
Sepeninggal Haniyeh, Hamas tidak akan pernah kekurangan pejuang yang siap bergabung. Israel telah membunuh beberapa pemimpin senior Hamas di masa lalu.
Namun, sebagai kelompok, Hamas selamat dari pembunuhan ini karena mereka memiliki struktur kelembagaan yang telah dibangun selama bertahun-tahun sejak gerakan didirikan pada 1987.
Mereka sudah memperkuat pengaruhnya di Gaza selama 17 tahun kekuasaannya atas wilayah tersebut. Haniyeh akan segera digantikan, perang di Gaza akan terus berlanjut, dan Hamas akan bertahan.
Daftar Pemimpin Hamas yang Tewas Dibunuh Israel Pendiri dan pembimbing spiritual gerakan Hamas, Sheikh Ahmed Yassin yang lumpuh, pada bulan Maret 2004. Abdel-Aziz al-Rantisi pada April 2004. Saleh al-Arouri dalam serangan pesawat tak berawak di Israel, Januari 2012. Komandan de facto sayap militer Hamas, Brigade Izz-al Din al-Qassem, Ahmed al-Jabari. Ia dibunuh pada bulan November 2012, lewat serangan udara Israel di Kota Gaza. ***Sentimen: negatif (100%)