Sentimen
Negatif (100%)
2 Agu 2024 : 08.41
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kasus: pembunuhan

Tokoh Terkait
Ismail Haniyeh

Ismail Haniyeh

Darah Ayahku Tidak Lebih Berharga dari Darah Anak-anak Gaza

2 Agu 2024 : 08.41 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Putra Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas yang tewas dalam serangan Israel, Abdel Salam Haniyeh, mengenang sang ayah dengan mengunggah sebuah video berisi kata-kata bijak dan wasiat dari mendiang.

Abdel yang berduka menuturkan kesedihannya tak sebanding dengan penderitaan para ibu di Gaza yang kehilangan anak mereka selama genosida.

Dia juga menuturkan, darah sang ayah tidak lebih berharga dari syahidnya anak-anak di Palestina.

"Darah ayah saya tidak lebih berharga dari darah anak-anak Gaza atau para lelaki di sana, dan air mata kami tidak lebih berharga dari air mata para ibu dan anak-anak para syuhada," ujar Abdel Salam Haniyeh.

Lebih lanjut, Abdel menyampaikan wasiat sang ayah yang ingin mengakhiri serangan ke Gaza, guna mencapai persatuan nasional, dan meraih kemenangan bagi rakyat Palestina.

"Ayah saya telah mengejar kesyahidan siang dan malam karena dia telah memilih jalan perlawanan, revolusi, dan perjuangan sejak masa kecilnya," tutur dia.

Oleh karena itu, Abdel memperingati para penjajah, bahwa kematian ayahnya bukan akhir dari perjuangan rakyat, melainkan awal kebangkitan revolusi baru.

"Kami katakan kepada penjajah, tidak peduli berapa banyak yang kalian bunuh, kalian tidak akan bisa menghentikan pawai dan revolusi rakyat Palestina. Setiap upaya pembunuhan terhadap para pemimpin akan menghidupkan kembali revolusi baru bagi rakyat kami dan dunia Islam," ucapnya.

Israel Dianggap Langgar Garis Merah

emimpin Hamas, Ismail Haniyeh terbunuh akibat serangan udara yang dilancarkan oleh Israel penjajah ke Teheran pada Rabu dini hari waktu setempat.

Agresi dilakukan beberapa jam setelah para zionis membunuh seorang komandan tinggi Hizbullah di Beirut.

Hamas mengutuk serangan Israel dan menyebutnya sebagai eskalasi serius. Mereka khawatir kematian pemimpinnya akan memicu konflik regional yang lebih luas di Gaza.

Kendati pemimpinnya telah gugur, pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri menegaskan pihaknya tak akan membiarkan Israel penjajah mendapatkan apa yang mereka mau.

"Eskalasi serius yang tidak akan mencapai tujuannya", kata pejabat Hamas Sami Abu Zuhri.

Di samping itu, Rusia, Turki, hingga Lebanon turut mengecam pembunuhan pemimpin Hamas, Haniyeh di Teheran.

Pasalnya, saat diserang, tokoh tersebut sedang berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran yang dianggap sebagai 'garis merah' bagi Israel.

"Kami tidak menyangka akan diserang. Kami pikir ini adalah garis merah yang harus dipatuhi Israel," katanya sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga mencela ulah Israel, dan menyebut mereka sebagai pengecut dan pembuat onar.

Pembunuhan pemimpin Hamas bukanlah hal yang aneh. Pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yasin dibunuh pada tahun 2004.

Sebulan kemudian pemimpin senior lainnya Abdel Aziz al Rantisi juga dibunuh oleh Israel. Hanya masalah waktu sebelum jangkauan Israel meluas hingga ke kepemimpinan kelompok saat ini.***

Sentimen: negatif (100%)