Sentimen
Negatif (99%)
30 Jul 2024 : 03.19
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya

Kasus: Tragedi Kudatuli

Partai Terkait

Ketika demokrasi diuji di Indonesia

30 Jul 2024 : 10.19 Views 3

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

Refleksi peringatan kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli) di kantor DPC PDIP Kota Surabaya. ANTARA/HO-Tim DPC PDIP Kota Surabaya 27 Juli 1996: Ketika demokrasi diuji di Indonesia Dalam Negeri    Calista Aziza    Sabtu, 27 Juli 2024 - 06:00 WIB

Elshinta.com - Peristiwa Kudatuli adalah salah satu episode penting dalam sejarah politik Indonesia yang terjadi pada tanggal 27 Juli 1996. Nama Kudatuli sendiri merupakan akronim dari "Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli". Peristiwa ini mengakibatkan banyak kerusakan dan korban jiwa serta memiliki dampak signifikan terhadap dinamika politik di Indonesia pada masa itu.

Latar Belakang

Pada pertengahan 1990-an, Indonesia berada di bawah pemerintahan Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama lebih dari tiga dekade. Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menjadi salah satu partai oposisi yang kritis terhadap rezim Soeharto. PDI pada saat itu dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, putri dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Kepemimpinan Megawati mendapatkan dukungan luas dari masyarakat, tetapi juga menghadapi tekanan kuat dari pemerintah yang berusaha untuk menggantikan kepemimpinannya dengan sosok yang lebih pro-pemerintah.

Kronologi Peristiwa

Pada tanggal 20 Juni 1996, pemerintah melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) PDI di Medan mengangkat Soerjadi sebagai ketua umum PDI yang baru, menggantikan Megawati. Keputusan ini ditentang oleh banyak pendukung Megawati yang menganggapnya sebagai bentuk intervensi pemerintah.

Puncaknya terjadi pada tanggal 27 Juli 1996, ketika massa pendukung Megawati berkumpul di kantor pusat PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta. Mereka memprotes pergantian kepemimpinan partai yang dianggap tidak sah. Namun, situasi berubah menjadi kerusuhan besar ketika aparat keamanan, diduga atas perintah pemerintah, menyerbu kantor tersebut. Bentrokan antara massa pendukung Megawati dan aparat keamanan tidak terhindarkan, yang mengakibatkan kerusuhan meluas di berbagai bagian kota.

Dampak dan Konsekuensi

Peristiwa Kudatuli meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah politik Indonesia. Beberapa dampak dari peristiwa ini antara lain:

Korban Jiwa dan Kerusakan: Kerusuhan ini menyebabkan beberapa orang tewas, banyak yang terluka, dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan parah.

Peningkatan Ketegangan Politik: Kudatuli memperburuk ketegangan antara pemerintah dan kelompok oposisi. Hal ini juga menggalang simpati lebih besar bagi Megawati dan memperkuat posisinya sebagai simbol perlawanan terhadap rezim Soeharto.

Reformasi Politik: Kudatuli menjadi salah satu katalisator penting bagi gerakan reformasi yang akhirnya menggulingkan Soeharto pada tahun 1998. Peristiwa ini menunjukkan ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan mendorong tuntutan untuk perubahan politik yang lebih demokratis.

Peristiwa Kudatuli merupakan salah satu titik balik dalam sejarah politik Indonesia yang menandai perjuangan rakyat melawan rezim otoriter. Meskipun menimbulkan banyak korban dan kerusakan, peristiwa ini juga membuka jalan bagi perubahan besar dalam sistem politik Indonesia. Semangat perjuangan dan keberanian para pendukung Megawati dalam menghadapi tekanan pemerintah menjadi inspirasi bagi gerakan reformasi yang berhasil membawa Indonesia menuju era demokrasi.

Baca juga Kudatuli, Sabtu kelabu di Jalan Diponegoro

Sumber : Sumber Lain

Sentimen: negatif (99.8%)